Program dan Kegiatan Kementerian Ristek tahun 2013 Mulai Disusun

Pembangunan iptek diakui belum menampilkan kinerja yang maksimal dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan iptek harus berintegrasi dengan pembangunan nasional agar bernilai tambah dan berkesinambungan.  Kementerian Riset dan Teknologi harus berpartisipasi secara aktif dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dengan membentuk Center of Excellence di masing-masing setiap koridor ekonomi melalui peningkatan SDM dan Iptek.

Hal tersebut disampaikan Mennegristek, Gusti Muhammad Hatta, saat memberikan arahan di depan peserta Workshop Perencanaan Kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi Tahun 2013 di Jakarta, pada hari Kamis, 3 Mei 2012. Pada kesempatan tersebut Mennegristek menekankan agar Rencana strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga relevan dan terukur.  Berbagai program dan kegiatan yang dirancang dalam mencapai sasaran IKU juga harus lugas dan efektif.  Mennegristek meminta pada peserta dalam menyusun Program dan Kegiatan 2013 agar mengacu kepada evaluasi program dan kegiatan tahun 2011 dan catur wulan pertama tahun 2013. “Workshop ini sangat strategis buat kita dengan harapan Program dan Kegiatan Tahun 2013 dapat dirancang dengan lebih baik sejak dini. Program dan Kegiatan yang sudah sukses pelaksanaannya tetap dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Sedangkan yang belum maksimal agar diperbaiki”, Ujar Mennegristek.

Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi, Mulyanto dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop ini bertujuan untuk membuka ruang kepada unit teknis dalam menyampaikan gagasan terkait kegiatan dan program yang lebih luas dan lebih dini. Menurut Sesmenristek, ada dua titik kritis di dalam perencanaan yang harus diselesaikan yaitu Tahapan perencanaan dalam mendesain target dan hasil, yang diturunkan dari tujuan dan sasaran strategis yang terdapat di dalam restra dan dievaluasi secara berkala.  Titik kritis yang kedua adalah Tahapan perencanaan kegiatan, dimana kegiatan harus dirancang agar sesuai dengan IKU. “Apabila kedua titik kritis tersebut tidak dapat diselesaikan, maka kinerja dan prestasi kementerian Ristek akan sulit untuk diukur”, ujar Mulyanto.

Workshop ini diselenggarakan selama dua hari (3-4 Mei 2012) dan diikuti oleh Seluruh Pejabat Eselon I, II, dan III di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi. Pada workshop ini dibahas berbagai materi, diantaranya Manajemen Kinerja dan Perumusan IKU, Manajemen Perencanaan Berbasis Kinerja, dan Penganggaran Berbasis Kinerja yang akan disampaikan narasumber dari Kementerian PAN dan RB, Kementerian PPN dan Kementerian Keuangan. Workshop juga dibagi ke dalam beberapa komisi teknis, yaitu Komisi Kebijakan, Komisi Insentif, Komisi Koordinasi, Komisi Tematik dan Komisi Program Nasional. (munawir)

0 Komentar