Kadar arsen dan mercuri dalam air laut di lokasi penempatan tailing di dasar laut teluk Buyat dinyatakan aman terhadap biota laut atau kesehatan manusia. Demikian disampaikan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti M Hatta saat membacakan sambutannya dalam presentasi publik hasil pemantauan lingkungan Teluk Buyat di Manado, Sabtu 12 mei 2012.
Menegristek selaku Koordinator pemantauan lingkungan Teluk Buyat menyatakan dari hasil pantauan tim Panel Ilmiah Independen (PII) kadar arsen dan merkuri tidak berbeda dengan konsentrasi pada lokasi rujukan dan berada dibawah baku mutu air laut Indonesia, yakni sesuai dengan Kepmen Lingkungan Hidup 51-2004.
"Secara singkat kualitas air laut di sepuluh titik sampel pada 2011 berada di bawah baku mutu dan tidak berdampak pada kesehatan. Kualitas air laut masih bagus jangan ragu makan ikannya," kata Gusti M Hatta saat memberikan sambutan.
Mantan Menteri Lingkungan Hidup ini juga menyatakan tim PII juga menemukan bahwa kualitas air laut Teluk Buyat sekitar tempat pembuangan tailing masih memenuhi baku mutu air laut untuk biota laut yang ditetapkan pemerintah Indonesia dan juga kriteria internasional untuk biota laut dan kesehatan manusia.
Dalam kesempatan ini tim PII yang beranggotakan enam orang pakar memaparkan hasil analisis dan interpretasi data hasil pantauan tahun 2011. Tim PII yang berada dibawah koordinasi Menteri Negara Riset dan Teknologi ini setiap tahunnya mengembangkan metodologi pemantauan lingkungan, termasuk Jaminan Mutu/ Kendali Mutu yang memenuhi standar nasional dan internasional.
Keenam pakar yang terdiri dari Prof.Dr.Magdalena Irene Umboh (Universitas Negeri Manado), Prof.Dr.Ineke FM Rumengan (Universitas Sam Ratulangi), Prof.dr.Amin Subandrio Phd (UI), Thomas Sheperd,Phd (Sheperd Consulting AS) dan Keith William Bentley,PhD (Centre For Environmental Health, Australia) mempresentasikan hasil analisi mereka kepada publik.
Prof.Dr.Magdalena Irene Umboh dari Universitas Negeri Manado memaparkan stratifikasi kolom air laut yang menampilkan profil konduktifitas kolom air, suhu dan kedalaman, menunjukkan keadaan variabilitas alami relatif stabil, tidak berbeda dengan hasil yang dilaporkan pada tahun sebelumnya.
Secara umum, berdasarkan hasil pantauan lingkungan samapai tahun 2011 di wilayah Teluk Buyat, parameter kualitas lingkumngan memenuhi standar yang berlaku dan tidak memiliki dampak terhadap kesehatan manusia. Kualitas terumbu karang dan makrobenthos (biota yang hidupnya melekat pada, menancap, merayap, atau membuat liang didasar laut) meningkat dari tahun ke tahun.
Hadir dalam presentasi publik pemantauan Teluk Buyat antara lain Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Sinyo H Sarundajang, Sesmenkokesra Indroyono Susilo, pejabat Kementerian Lingkungan Hidup, pejabat Kementerian Ristek, pengurus Yayasan Pembangunan Berkelanjutan Sulawesi Utara, pejabat Pemprov dan undangan lainnya serta pakar yang tergabung dalam Panel Ilmiah Independen (PII). (munawir)
0 Komentar