Pernahkah Anda sedang asyik membaca buku, lalu tiba-tiba tersadar sudah 15 menit Anda habiskan untuk scrolling media sosial tanpa tujuan? Atau mungkin Anda sedang mengobrol dengan seseorang, tetapi perhatian Anda terbelah karena notifikasi yang terus muncul di ponsel? Jika iya, Anda tidak sendirian. Menurut Daniel Goleman, penulis buku "Focus," kita sedang hidup di tengah epidemi kemiskinan perhatian.
Dalam ceramahnya yang mencerahkan, Goleman menjelaskan bagaimana kekayaan informasi yang kita miliki saat ini justru menciptakan kemiskinan perhatian. Perangkat digital yang kita gunakan setiap hari, ironisnya, dirancang untuk menyela, merayu, dan mengalihkan fokus kita. Fenomena ini bukan hanya sekadar gangguan kecil; ini secara fundamental mengubah cara kita bekerja, belajar, dan bahkan berinteraksi.
Dampak Nyata dari Perhatian yang Terpecah
Goleman memberikan contoh-contoh nyata yang mungkin terasa akrab:
- Koneksi yang Hilang: Pasangan di restoran yang sibuk dengan ponsel masing-masing, bukan saling menatap mata. Ibu yang tidak merespons anaknya karena asyik membalas pesan. Momen-momen koneksi manusia yang otentik—yang membutuhkan perhatian penuh—semakin langka.
- Penurunan Kinerja: Saat pikiran kita melayang (mind-wandering) ketika bekerja atau belajar, pemahaman dan produktivitas kita menurun drastis. Rata-rata, pikiran kita melayang sekitar 20-40% saat membaca. Bayangkan berapa banyak informasi penting yang terlewatkan.
- Stres dan "Frazzle": Ketika kita merasa kewalahan dengan terlalu banyak tugas dan terlalu sedikit waktu, kita masuk ke dalam kondisi yang disebut Goleman sebagai "frazzle". Dalam kondisi ini, otak kita dibanjiri hormon stres, dan fokus kita bukan lagi pada tugas, melainkan pada apa yang membuat kita cemas.
Kabar Baik: Fokus adalah Otot yang Bisa Dilatih 💪
Sama seperti kita pergi ke gym untuk melatih otot tubuh, kita bisa melatih otot perhatian kita. Goleman menegaskan bahwa kemampuan untuk fokus bukanlah bakat bawaan, melainkan sebuah keterampilan.
Bagaimana cara melatihnya? Goleman membagikan satu teknik dasar yang sangat efektif, yang bisa Anda coba sekarang juga:
- Duduk tegak dan pejamkan mata Anda.
- Alihkan perhatian Anda sepenuhnya pada sensasi napas Anda. Rasakan udara masuk dan keluar.
- Jangan coba mengontrol napas, cukup amati saja.
- Pikiran Anda pasti akan melayang. Ini normal.
- Saat Anda sadar pikiran Anda melayang, dengan lembut kembalikan lagi perhatian Anda ke napas.
Momen ketika Anda menyadari pikiran Anda melayang dan membawanya kembali—itulah "repetisi" yang memperkuat sirkuit perhatian di otak Anda. Semakin sering Anda melakukannya, semakin kuat kemampuan Anda untuk mengarahkan fokus sesuai keinginan.
Mengapa Ini Penting untuk Anak-Anak Kita?
Goleman memberikan peringatan khusus tentang dampak "kemiskinan perhatian" pada anak-anak. Otak anak-anak masih dalam masa perkembangan hingga usia pertengahan 20-an. Pengalaman yang berulang akan membentuk sirkuit otak mereka.
Jika anak-anak terus-menerus terpapar pada gangguan digital, sirkuit untuk fokus mendalam dan kontrol impuls tidak akan berkembang dengan baik. Inilah mengapa program pembelajaran sosial-emosional (SEL) di sekolah menjadi sangat krusial. Mengajarkan anak-anak cara menenangkan diri, mengelola emosi, dan melatih perhatian sejak dini adalah investasi terbaik untuk masa depan mereka. Bahkan, studi menunjukkan kemampuan kontrol kognitif (seperti menunda kepuasan dalam "tes marshmallow" yang terkenal) adalah prediktor kesuksesan finansial dan kesehatan yang lebih baik daripada IQ.
Mulai dari Diri Sendiri
Di dunia yang dirancang untuk mengalihkan perhatian kita, mengambil kendali atas fokus adalah tindakan radikal. Mulailah dengan langkah kecil. Coba latihan napas beberapa menit setiap hari. Buat kesepakatan dengan keluarga untuk meletakkan ponsel saat makan malam. Sadarilah kapan Anda "tersesat" dalam dunia digital dan dengan sengaja kembalilah ke dunia nyata.
Dengan melatih perhatian, kita tidak hanya menjadi lebih produktif, tetapi juga lebih hadir, lebih tenang, dan lebih terhubung dengan orang-orang yang kita sayangi.
Sumber:
0 Komentar