Kita semua pernah bertemu pemimpin tipe ini: Manajer yang menuntut timnya teratur, padahal meja dan jadwalnya sendiri kacau balau. Pimpinan yang menuntut timnya proaktif mencari solusi, padahal ia sendiri sibuk mengeluh dan menyalahkan departemen lain.
Mereka ingin timnya berubah, tetapi mereka lupa memulai dari satu-satunya orang yang bisa mereka kontrol: diri mereka sendiri.
Stephen R. Covey, dalam mahakaryanya The 7 Habits of Highly Effective People, menyebut ini sebagai upaya membangun "Kemenangan Publik" (Public Victory) sebelum mencapai "Kemenangan Pribadi" (Private Victory).
Dan itu, menurut Covey, adalah resep pasti untuk kegagalan kepemimpinan.
Isi Utama 1: Prinsip "Inside-Out" (Dari Dalam ke Luar)
Covey berargumen bahwa Anda tidak bisa "menipu" integritas. Anda tidak bisa berpura-pura menjadi pemimpin yang berkarakter. Tim Anda akan tahu.
Untuk menjadi pemimpin yang efektif bagi orang lain (Kemenangan Publik: Habit 4, 5, 6), Anda harus terlebih dahulu menjadi pemimpin yang efektif bagi diri sendiri (Kemenangan Pribadi: Habit 1, 2, 3).
Ini adalah proses pendakian di "Kontinum Kematangan":
- Dependence (Ketergantungan): "Anda" yang mengurus saya.
- Independence (Kemandirian): "Saya" bisa mengurus diri saya.
- Interdependence (Kesalingtergantungan): "Kita" bisa bekerja sama.
Masalahnya: Banyak pemimpin masih terjebak di Dependence (reaktif, menyalahkan) namun ingin langsung memimpin di Interdependence (kolaborasi). Itu tidak mungkin. Anda harus melalui tahap Independence terlebih dahulu.
"Kemenangan Pribadi" adalah tentang membangun kemandirian karakter. Ini terdiri dari tiga kebiasaan.
Fondasi #1 - Habit 1: Be Proaktif (Jadilah Proaktif)
- Tentang apa ini? Tentang Kepemilikan (Ownership).
- Inti Konsep: Ada ruang antara Stimulus (apa yang terjadi pada Anda) dan Respons (reaksi Anda). Di dalam ruang itulah letak kekuatan terbesar Anda: kebebasan memilih.
- Pemimpin Reaktif: Digerakkan oleh kondisi, cuaca, atau perasaan. Mereka menggunakan bahasa korban ("Saya tidak punya waktu," "Mereka tidak mau mendengarkan saya").
- Pemimpin Proaktif: Digerakkan oleh nilai-nilai. Mereka mengambil tanggung jawab. Mereka fokus pada "Lingkaran Pengaruh" (apa yang bisa mereka ubah), bukan "Lingkaran Keprihatinan" (apa yang mereka keluhkan).
Relevansi Kepemimpinan: Anda tidak bisa meminta tim Anda bertanggung jawab jika Anda sendiri seorang pemimpin yang reaktif dan suka menyalahkan.
Fondasi #2 - Habit 2: Begin with the End in Mind (Mulai dengan Tujuan Akhir)
- Tentang apa ini? Tentang Visi (Vision).
- Inti Konsep: Segala sesuatu diciptakan dua kali. Pertama, ciptaan mental (visi di kepala Anda), lalu ciptaan fisik (eksekusi).
- Metafora Covey: "Pastikan tangga Anda bersandar di dinding yang benar." Manajemen adalah tentang seberapa efisien Anda memanjat tangga; Kepemimpinan adalah tentang memastikan tangga itu bersandar di dinding yang benar.
- Aplikasi Praktis: Ini adalah tentang memiliki "Pernyataan Misi Pribadi" yang jelas.
Relevansi Kepemimpinan: Bagaimana Anda bisa memimpin tim jika Anda tidak tahu ke mana Anda akan pergi? Pemimpin tanpa visi pribadi (Habit 2) akan membuat timnya sibuk memanjat tangga yang bersandar di dinding yang salah.
Fondasi #3 - Put First Things First (Dahulukan yang Utama)
- Tentang apa ini? Tentang Eksekusi dan Prioritas (Execution).
- Inti Konsep: Ini adalah ciptaan fisik dari Habit 2. Ini bukan tentang "manajemen waktu", ini tentang "manajemen diri".
- Aplikasi Praktis: Covey memperkenalkan "Matriks Waktu" (Penting/Mendesak). Pemimpin yang efektif mengabaikan Kuadran III (Mendesak, Tidak Penting) dan Kuadran IV (Tidak Penting, Tidak Mendesak), dan fokus menghabiskan waktu mereka di Kuadran II (Penting, Tidak Mendesak).
- Kuadran II adalah perencanaan strategis, membangun hubungan, mencegah masalah, dan mengasah gergaji (Habit 7).
Relevansi Kepemimpinan: Pemimpin yang gagal di Habit 3 hidup dalam mode "pemadam kebakaran" (Kuadran I). Mereka adiktif pada krisis dan tidak pernah punya waktu untuk strategi. Pemimpin seperti ini menciptakan organisasi yang juga adiktif pada krisis.
Rumah yang Dibangun di Atas Pasir
Seorang pemimpin yang mencoba membangun kolaborasi (Habit 6) dan komunikasi empatik (Habit 5) tanpa fondasi Kemenangan Pribadi, ibarat membangun rumah di atas pasir.
- Tim Anda tidak akan percaya pada pemimpin yang reaktif (gagal di Habit 1).
- Tim Anda tidak akan mengikuti pemimpin yang tidak punya visi (gagal di Habit 2).
- Tim Anda tidak akan menghormati pemimpin yang kacau dan selalu "sibuk" (gagal di Habit 3).
Kemenangan Publik (leadership) yang sejati adalah hasil alami dari Kemenangan Pribadi (karakter).
Pertanyaan Refleksi untuk Anda: Sebelum Anda mencoba memimpin tim Anda besok, fondasi Kemenangan Pribadi mana (1, 2, atau 3) yang paling perlu Anda perbaiki malam ini?
0 Komentar