Pelabuhan Sunda Kelapa

Bulan Juni tahun lalu, saya sering jalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan tua di utara kota Jakarta yang konon sudah ada sejak abad ke-12. Kebetulan letak pelabuhan itu cuman 200 meter dari kos-kosan saya di Pasar Ikan, dengan jalan kaki 5 menit kita sudah bisa sampai di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Saat ini pelabuhan tersebut direncanakan menjadi kawasan wisata karena nilai sejarahnya yang tinggi. Sifat pelayanan jasanya pun hanya antar pulau, setiap harinya pelabuhan kecil ini hanya didatangi sekitar 10 kapal angkut. Rata-rata kapal yang berlabuh membawa muatan kayu dari Kalimantan dan Sumatera. Suasannanya sama seperti pelabuhan Paotere di Makassar. Hampir sebagian besar pelaut yang ada di pelabuhan ini berasal dari Sulawesi Selatan, pemilik kapal-kapal tradisional yang berlabuh di sini pun rata-rata saudagar dari Bugis-Makassar, sehingga tidak aneh bila kita mendengar para pelaut di pelabuhan ini rata-rata menggunakan bahasa daerah Bugis dan Makassar. 

kapal yang berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa

Awalnya orang-orang di pelabuhan ini menyapa saya dengan bahasa Indonesia, tetapi setelah saya memperkenalkan diri bahwa saya putra asli dari tanah Bugis, kami pun melanjutkan ngobrol dalam bahasa bugis atau makassar... "ooo pada idi" atau "ooo paraikatteji" adalah kalimat yang biasanya terucap setelah mereka tahu kalo saya juga berasal dari Sulawesi Selatan yang artinya "oh, ternyata sesama kita".

Banyak pelaut tua yang berasal dari Bugis yang mengaku sudah puluhan tahun tidak kembali ke tanah Bugis, rata-rata mereka sudah tidak melaut lagi tetapi alih profesi sebagai kuli angkat kayu atau usaha perahu penyeberangan. Mereka rata-rata sudah berkeluarga dan menetap di perkampungan di sekitar pelabuhan ini, seperti di Kampung Luarbatang atau Pasar Ikan.

Berikut beberapa hasil jepretanku di Pelabuhan Sunda Kelapa..


pelaut tua ini berasal dari Bone (kampungnya JK), katanya sejak tahun 1970-an
tidak pernah kembali lagi ke Sulawesi Selatan. tiap hari beliau menyeberangkan penduduk
dari Sunda Kelapa ke Kampung Luarbatang. kadang-kadang juga perahu kecilnya dirental ama turis :)



Ayo nak kita pulang... udah mo magrib... jalan2nya udah dulu ya... di belakang
masih tampak dua orang fotografer lagi motret matahari yang lagi indah-indahnya...



Salut deh ama Bapak ini, dimanapun kalo waktunya tiba.. solat harus dilaksanakan :)



Perahu penyebrangan sudah mau berangkat... hmm.. hari semakin senja...




Malam pun tiba... mudah-mudahan dapat penumpang banyak ya pak tua..




Humm... siluet kapal tradisional.. 

Foto diambil : 11 Juni 2006
Kamera : Nikon

7 Komentar

  1. Bagooooeeeeesss.... keren....
    Mari mari kita hunting bareng...
    Hidup tukang poto...
    Wah bagus deh kakak adek suka moto..
    Bisa bikin galeri bareng *hhihihii*

    BalasHapus
  2. Waaahhh, ada bakat terpendam juga rupanya.

    Bagus2 eeuuyyy jepretannya,...

    BalasHapus
  3. wah adekku...pintere to...

    kapan nih keponakanmu di poto? di semarang juga banyak bangunan2 tua utk dipoto...tak kancani wes kalo main ke smg, tapi aku ga ikutan kalo mau ke lawang sewu hehehe...

    BalasHapus
  4. Jepretannya mayan tuh bang...
    Blum pernah ke Pel. Sunda Kelapa... kl mo kesana pun, ngapain ya .. heheheh..

    Lanthz
    http://lanthzfairy.blogspot.com

    BalasHapus
  5. enak nih tiap hari main ke pantai, bisa jadi anak pantai..n tiap hari liat sunset.walopun dirantau tp ttp bisa ketemu dgn teman sekampung, paling tidak rindunya sedikit terobati (pengen ketemu teman sekampung jg disini..hik..hik..)

    eh, para pelaut itu bnyk yg menetap hingga berkeluarga ya?wah..pasti ko sdh belajar mi bgm trik spy bs menetap n berkeluarga jg disana, hehee...

    BalasHapus
  6. TOP fotonya mas...keren..

    BalasHapus