Menristek Buka Kompetisi Roket Indonesia 2010

Sinergi antar berbagai sektor pemerintahan baik pusat maupun daerah perlu dibangun dengan kebersamaan. Apabila arogansi sektoral dikedepankan, maka kemandirian bangsa sulit untuk dibangun dalam badai globalisasi yang demikian dahsyat. Namun apabila kegiatan-kegiatan di Lembaga-lembaga sektoral maupun di daerah disatukan dengan semangat kebersamaan, maka Kemandirian Bangsa dapat tumbuh dengan kokohujar Menegristek, Suharna Surapranta pada pembukaan Kompetisi Roket Indonesia (KORINDO) 2010 Pantai Pandansimo, Kab. Bantul, Yogya, Minggu, 27 Juni 2010.

Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata yang mewakili Kepala LAPAN dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan KORINDO dimulai tiga tahun yang lalu untuk memperingati peluncuran roket yang pertama kali oleh Perkumpulan Mahasiswa Roket Indonesia pada tahun 1963 di Bantul. Dalam perjalanannya, kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Pemkab Bantul, Universitas Gadjah Mada, Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Riset dan Teknologi sehingga menjadi agenda rutin yang diadakan tahunan.

Soewarto melanjutkan, meskipun kegiatan ini bernama kompetisi roket, namun pada dasarnya yang dikompetisikan adalah pemanfaatan muatan roket. Kompetisi tahun ini memang mengambil tema "Homing Meteo Payload" yakni muatan roket setelah diluncurkan dan membaca data mampu kembali ke tempat awal roket diluncurkan. Sebanyak 40 tim dari 38 perguruan tinggi di Indonesia turut ambil bagian dalam kompetisi yang terdiri atas tiga tahap yaitu uji fungsional muatan roket, uji terbang dan presentasi data hasil uji terbang. Jumlah peserta tahun ini meningkat dibandingkan kompetisi tahun lalu yang hanya diikuti oleh 20 perguruan tinggi.

Sementara itu Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Suryo Hapsoro dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan penyelengaraan KORINDO adalah untuk meningkatkan kecintaan dan penguasan iptek khususnya teknologi di bidang kedirgantaraan. Selanjutnya Suryo menegaskan pula kegiatan seperti ini sangat strategis di dalam membina dan mengembangkan kreativitas, inovasi dan karakter mahasiswa menjadi karakter bangsa yang sehat dan unggul.

Kemampuan mahasiswa Indonesia dalam teknologi mekatronika, khususnya robotik, telah terbukti dengan kemenangan pada kompetisi tingkat internasional. Hal tersebut menimbulkan gagasan lain dari Kementerian Pendidikan Nasional untuk turut melibatkan mahasiswa dalam perancangan muatan roket dan pembuatan satelit nano. “pada tahun-tahun ke depan, mahasiswa akan mampu meluncurkan satelit nano dalam orbit rendah” ujar Suryo.

Pembukaan KORINDO 2010 juga dihadiri oleh Bupati Bantul Idham Samawi dan Rektor UGM, Sudjarwadi. Kompetisi ini bahkan untuk pertama kalinya dihadiri oleh pengamat Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF), Takashi Kubota dari Jepang serta Geri Gophir dan Helmi Sanusi dari Malaysia.

Pada penghujung sambutannya, Menegristek menekankan bahwa Kegiatan seperti KORINDO ini sangat penting untuk membangun budaya riset di kalangan mahasiswa dan budaya unggul (culture of excellence) untuk merealisasikan cita-cita bangsa inovasi (innovation nation) seperti yang dikatakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada kesempatan sebelumnya. (humasristek/mr)

0 Komentar