Dan petualanganku di kotanya om Napolen pun berlanjut. Setelah empat hari sibuk dengan berbagai meeting, akhirnya ada waktu untuk jalan-jalan lagi. Kali ini saya jalan ke Lafayette, sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di Paris, terkenal karena mahalnya. Jepitan rambut yang plastik aja harganya 30 euro, kalo di KRL ekonomi Serpong-Tanah Abang aja sepuluh ribu dapet tiga. hehehe...
Dari Lafayette, jalan dikit ke Place de L'Opera dan lanjut naik Metro ke stasiun Chatelet Les Halles, disini lumayan rame karena menjadi tempat transit lebih dari 10 jalur Metro. Di basementnya ada mall yang harga barang-barangnya masih lumayan murahlah dibanding Lafayette. Dari mall ini saya naik Metro lagi ke arah stasiun Charles de Gaulle Etoile, yang letaknya dibawah Monumen Arc de Triomphe. Monumen yang termasuk salah satu landmark di Paris ini termasuk unik, karena ada dua belas avenue (jalan) yang bertemu di Monumen ini. Monumen ini selesai dibangun tahun 1835, oleh arsitek bernama Jean-Francois-Thérèse Chalgrin dan dilanjut oleh Jean-Armand Raymond karena Chalgrin meninggal sebelum Monumen ini selesai. Desain dari monumen ini terinspirasi dari Arch of Constantine di Roma, Italia, tapi ukuran yang di paris ini dua kali lebih besar daripada yang di Roma.
Monumen ini terletak di ujung Avenue Des Champs Élysées, jalan yang sangat terkenal karena di sisi kanan kiri jalan pun penuh dengan pertokoan dengan brand yang sudah ga asing lagi, mulai dari Mont Blanc, Nike, Louis Vuitton, Peugeot, Renault, Toyota, Adidas, Apple, Disney, Yves Saint Lauren, Dior, Mont Blanc dan puluhan outlet dari brand terkenal lainnya. Saya menyusuri Avenue Des Champs Élysées ini dari sisi kiri menuju Place de La Concorde. Pedestrian yang nyaman dan luas membuat jarak yang jauh tidak begitu terasa.
Hari terakhir di Paris, tentu saja saya manfaatkan untuk jalan-jalan. Yang pertama saya kunjungi adalah Musée du Louvre (Museum Louvre) yang letaknya di dalam Jardin Des Tuileries, di dalam nih museum banyak karya-karya terkenal seperti lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci. Museum ini mulai dibangun sejak tahun 1546, namun baru pada tahun 1793 dibuka untuk publik umum. Untuk masuk ke museum, melewati piramida dari kaca yang dibuat Mr. I.M.Pei, seorang arsitek dari Aeerika Seirikta yang lahir di China. Bangunan piramida kaca ini yang selesai dibuat tahun 1989 termasuk salah satu karya arsitektur abad 20 yang terkemuka.
Setelah dari Museum Louvre, sebenarnya pengen lanjut ke cathedral of Notre Dame. Tapi daripada jalan ke gereja, saya mending berkunjung ke Mosquee de Paris yang terletak di Rue Daubenton. Masjid ini merupakan yang terbesar dan tertua di Paris. Di sisi kiri depannya ada restoran muslim, jadi mampir dulu deh makan siang. Makan siang kelar, azan pun berkumandang menandakan waktu sholat Ashar telah tiba. Bahagia rasanya bisa menikmati Sholat berjamaah di .Jumlah orang yang solat berjamaah ashar di masjid ini lumayan banyak dan yang dateng tidak didominasi penduduk bertampang Timur Tengah, tapi banyak pula wajah-wajah asli Eropa. Dengar-dengar sih banyak orang Eropa yang masuk Islam belakangan ini, Perancis bahkan menjadi negara di Eropa yang penduduk muslimnya paling besar.
Dari masjid ini, saya kembali ke Avenue Des Champs Élysées, kali ini niatnya menyusuri pertokoan yang ada di sisi kanan jalan, saya lebih tertarik untuk mampir ke showroom automotif, ngeliat mobil konsep dari Peugeot dan Renault... dari Avenue Des Champs Élysées pengennya ngabisin jalan sampe ke Concorde, niatnya emang pengen naek kincir raksasa yang ada di situ, tapi kaki udah pegalnya minta ampun, so belok kanan ke Stasiun Metro Fraklin D. Roosevelt untuk selanjutnya kembali ke hotel.
5 Komentar
cek cek cek.. around the world mi daeng awe... tambah keren foto2 nya ..mengingatkan pada film eifell i'm in love hahaha
BalasHapussalam kenal ....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuswow/...
BalasHapusparis..
parangtritis ya mas..?
heeeee,, narsis mode on
BalasHapus