Penguatan Sistem Inovasi Nasional untuk Peningkatan Daya Saing Bangsa

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi bangsa yang inovatif (innovation nation). Untuk menjadi bangsa yang menguasai iptek, inovasi harus ditempatkan sebagai urat nadi kehidupan bangsa, sehingga Indonesia dapat menjadi rumah bagi insan-insan kreatif dan inovatif. Lebih lanjut Inovasi dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan Indonesia menjadi bangsa yang maju, terhormat dan kompetitif.

Hal tersebut disampaikan Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata, dalam sambutannya meresmikan Rangkaian Kegiatan Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-15 pada hari Rabu, 14 Juli 2010 di Ruang Komisi Utama, Gedung II BPPT, Jakarta. Acara peresmian tersebut diisi dengan kegiatan Wicara Iptek (IPTEK TALK) dengan menghadirkan nara sumber Menristek dan Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN), Muhammad Zuhal dengan tema Penguatan Sistem Inovasi Nasional. Hadir pada acara tersebut, Para Kepala LPNK dan Pejabat di lingkungan Kementerian Riset dn Teknologi.

Peringatan HAKTEKNAS berawal saat Bangsa Indonesia berhasil melaksanakan uji terbang pesawat Gatotkaca N-250 untuk pertama kalinya sebagi hasil produksi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, kini PT. Dirgantara Indonesia) pada tanggal 10 Agustus 1995.  Keberhasilan tersebut merupakan bukti nyata prestasi putera-puteri bangsa Indonesia yang membanggakan dalam upaya mengembangkan, menerapkan serta menguasai iptek khususnya di bidang kedirgantaraan. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1995 tentang Hari Kebangkitan Teknologi Nasional menetapkan 10 Agustus setiap tahunnya sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Peringatan HAKTEKNAS ke-15 pada tahun ini mengambil tema “Penguatan Sistem Inovasi Nasional”. Tema ini diambil untuk meningkatkan semangat inovasi anak bangsa dalam kemandirian yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan daya saing nasional. “Dengan tema ini kita didorong untuk terpacu memanfaatkan dan mengembangkan hasil-hasil penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan dinamika masyarakat dalam pembangunan bangsa sekaligus menunjukkan kemampuan dan kemandirian bangsa Indonesia”, ujar Suharna.

Suharna melanjutkan, sejalan dengan tema Hakteknas ke-15 tahun 2010 ini, pembangunan nasional iptek nasional diprioritaskan ke dalam dua kegiatan penting yaitu penguatan system inovasi nasional serta peningkatan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan Iptek. Sasaran yang ingin dicapai adalah menguatnya kelembagaan, sumber daya dan jaringan iptek, meningkatnya kemampuan nasional dalam penguatan iptek, meningkatnya relevansi pembangunan iptek dengan kebutuhan riil serta meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pembangunan iptek.

Sementara itu, Muhammad Zuhal dalam diskusi Iptek Talk menekankan pentingnya menyelaraskan antara supply–push dan  demand-driven, karena secara konseptual inovasi baru terjadi bila kedua titik tersebut bertemu.  Menurut Zuhal, peneliti harus merubah mindsetnya agar hasil riset tidak hanya berakhir dalam bentuk paten atau publikasi di jurnal internasional, namun juga harus bisa menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat. “Banyak penelitian di perguruan tinggi ataupun lembaga litbang hanya berdasarkan minat individu sang peneliti, sehingga walaupun menghasilkan invention namun tidak bisa masuk pasar karena tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat” ,ujar Zuhal.

Untuk memperingati HAKTEKNAS ke-15, sebanyak 121 kegiatan dalam bentuk seminar, workshop, pameran Ritech Expo, lomba-lomba Iptek, dan anugerah penghargaan kepada peneliti berprestasi diselenggarakan baik oleh Kementerian RISTEK maupun LPNK RISTEK di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. (munawir)

0 Komentar