Abis sholat magrib, saya terima pesan BBM dari sepupu di Makassar yg memberi kabar kalau sepupuku (Kak Ulla) yang tinggal di Pamulang, mengalami kecelakaan lalu lintas. Kabar itu cukup mengagetkan karena katanya Kak Ulla dalam kondisi kritis dan belum sadar. Saya pun menghubungi nomor handphone Kak Ulla dan diangkat oleh Dani. Saya mulai tenang saat Dani bilang Kak Ulla sudah sadar dan sedang CT Scan di RS. Sari Asih Ciputat.
Saat menuju RS Sari Asih, saya berpapasan dengan ambulance yg mengangkut Kak Ulla ke RSUD Tangerang Selatan. Saya pun banting setir ke RSUD Tangerang Selatan dan langsung menuju ruang UGD yang terdapat di Gedung 1. Di ruangan tersebut suasana sangat ramai, dan Kak Ulla masih belum mendapat tindakan lanjutan. Dokter jaga meminta pengertian keluarga pasien karena jumlah tenaga medis yang bertugas malam itu tidak seimbang dengan jumlah pasien. Pasien menumpuk di UGD karena ruang perawatan semuanya penuh. Walau RSUD ini terbilang baru dan besar, namun tidak dapat menampung semua pasien rujukan. Gedung 2 dan Gedung 3 juga masih dalam proses pembangunan.
Dari hasil CT Scan Kak Ulla, disebutkan bahwa tidak tampak fraktur/pendarahan intrakranial, namun terdapat pendarahan sinuses maksilaris -ethmoidalis (cavum nasi) dan Fraktur dinding sinus maksilaris, orbita dan cavum nasi bilateral. Dokter juga bilang terdapat hematoma jaringan lunak orbita-infraorbita bilateral dan Emfisema subkutis infraorbita kiri. Selain luka-luka di area kepala, tangan kanan juga mengalami patah dan harus dibedah untuk memasang plat.
Saya menghubungi salah satu penumpang mobil Carry yang bertabrakan dengan motor kak Ulla. Menurut info dari Ibu tersebut, Kak Ulla waktu kecelakaan terjadi berupaya menyalip kendaraan di depannya tanpa menyadari ada kendaraan lain dari depan. Benturan keras menyebabkan Kak Ulla tidak sadar sampai tiba di rumah sakit.
Karena adanya musibah ini, keluarga yang berdomisili di Serpong berkumpul di RSUD menjaga Kak Ulla sambil menunggu istrinya datang dari Balikpapan. Lucunya kami malah dapat info musibah ini bukan dari polisi atau RS setempat tapi dari rumah masing-masing di daerah. Saya dapat info dari Makassar, Dani dapat info dari Balikpapan dan Iccang dapat info dari Sinjai. Salah satu hikmahnya berkumpul di RSUD mungkin untuk menyambung silaturrahim. Walaupun kami tinggal di kawasan yang sama di sekitar Puspiptek, namun sangat jarang sekali saya bisa bertemu dengan sepupu dan ponakan saya itu.
Hikmah kedua, jadi makin nyadar untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. Salah perhitungan dan ugal-ugalan bisa berdampak celaka yang cukup parah. Yang namanya musibah, tidak bisa kita prediksi datangnya. Mungkin kita sudah berhati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas, namun perilaku ugal-ugalan orang lain juga dapat membuat kita celaka. Sebaiknya kita memang selalu bermunajat kepada Allah untuk menjauhkan segala bentuk musibah dan celaka pada diri kita. La haula wala quwwata illa billah...
0 Komentar