Sarana-sarana Untuk Mencapai Ketegaran Dalam Islam

Diresum dari ceramah yang disampaikan oleh: 
Syaikh DR. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al- Abbad Al- Badr Hafidzahumallah 
Penterjemah : Ust. Mizan Qudsiyah Lc
Masjid Sulaiman Fauzan Al-Fauzan Bagik Nyaka Aikmel, Lombok Timur
Ahad, 17 Jumadil Awwal 1436 H / 8 Maret 2015
--------------------------
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
بسم اللّه الرحمن الرحيم 
الحمد للّه رب العلمين 
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله صلى عليه و على آله و أصحابه أجمعين
اللهم لا علم لنا إلا ما علمتنا 
اللهم علمنا ما ينفعنا و زدنا علما و أصلح لنا ثعننا كله ولا تكلنا إلى أنفسنا طرفة عين، أم بعد. 
Kaum muslimin dan muslimat rahīmanī wa rahīmakumullāh, setelah Syaikh memuji Allāh kemudian bersaksi bahwasanya tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allāh kemudian bersaksi bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah hamba dan RasulNya, salam dan shalawat bagi Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bagi keluarganya, shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat. 
Dan berdoa dengan do'a-do'a Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam : 
  1. "Ya Allāh, kami tidak memiliki ilmu kecuali apa yang telah engkau ajarkan kepada kami". 
  2. "Ya Allāh ajarkanlah kami ilmu yang bermanfaat untuk kami". 
  3. "Ya Allāh perbaikilah segala urusan kami dan jangan serahkan kami pada diri kami". 
Berbahagialah kalian semua, perkumpulan yang ada ditempat ini dan beruntunglah kalian berkumpul dirumah-rumah Allāh 'Azza wa Jalla, tidak ada tujuan lain kecuali untuk mempelajari perkara-perkara ini dan mendalami syari'at Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
Sabda Nabi: "Tidaklah suatu kaum berkumpul dirumah dari rumah-rumah Allāh melainkan akan turun kepada mereka ketenangan dan akan diliputi oleh kasih sayang Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan dinaungi oleh malaikat-malaikat dan akan disebut oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dikalangan para malaikatNya." (HR. Imam Muslim dalam Shahihnya)
Hadits Mu'awiyah radhiyallāhu 'anhu: "Telah keluar Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendatangi kami dimasjid ketika kami sedang duduk-duduk berkumpul dimasjid, kami mengingat dan menyebut tentang perkara-perkara akhirat, lantas Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya : 'Apa yang telah menjadikan kalian duduk ditempat ini?'. Lalu mereka menjawab : 'Kami menyebut tentang Islam dan kami menyebut apa-apa yang telah diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla berupa kenikmatan-kenikmatan yang begitu banyak. Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam meminta bersumpah 'Apakah yang kalian minta hanya itu saja?'. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya kepada para shahabat dengan bersumpah maka para shahabatpun bersumpah 'Demi Allāh, tidak ada yang menjadikan kami duduk ditempat ini kecuali itu saja'. Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan : 'Aku tidak meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian dengan tuduhan yang macam-macam tetapi tadi aku didatangi oleh Jibril 'alayhissalām, lalu Jibril memberitakan kepadaku bahwa Allāh Subhānahu wa Ta'āla membanggakan kalian dihadapan para malaikat."
Tema kajian kita pada kesempatan malam yang mulia dan barakah ini, berbicara tentang sarana-sarana untuk menggapai ketegaran diatas Islam. 
Ini adalah tema yang sangat mulia, penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap muslim dan muslimah untuk kita saling ingatkan, saya tidak katakan dibutuhkan oleh para pemuda dan pemudi, atau orang-orang yang dewasa (orangtua), kenapa? 
Karena orang hidup ini tidak pernah aman dari fitnah, apalagi kita hidup dizaman yang penuh dengan fitnah dan berbagai macam penghalang-penghalang yang menyelewengkan kita dari jalan kebenaran dan agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan kuatnya penguasaan syaithan terhadap manusia ini yang akan menjauhkan mereka dari dzikrullah, dan jalan yang lurus. 
Maka kedudukan dan waktu seperti ini kita butuh diingatkan bagaimana dan apa-apa sarana-sarana untuk bisa tegar diatas agama Islam (agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla). 
Agar seorang mu'min dan muslim, begitu dia keluar dari kehidupan dunia ini dalam keadaan dia menjaga agama Allah Subhānahu wa Ta'āla sehingga dia bisa bertemu Allāh Tabāraka wa Ta'āla dalam keadaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla meridhainya. 
Hadirin yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, diantara hal-hal yang membantu kita untuk mengetahui pentingnya dan bahayanya akan perkara ini adalah suatu perumpamaan yang sangat agung yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla jelaskan sebagaimana dalam Musnad Imam Ahmad dan yang lainnya, dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan permisalan tentang shirath almustaqīm (jalan yang lurus). 
  • Di kanan kiri shirath ada pagar. 
  • Di kanan kiri pagar ada pintu-pintu. 
  • Di setiap pintu ada tirai yang menutupinya. 
  • Kemudian ada yang mengajak didepan shirath dengan mengatakan "Wahai hamba Allāh, masuklah kalian ke dalam shirath ini, jangan kalian serong ke kiri dan ke kanan."
  • Kemudian ditengah-tengah shirath itu ada da'i yang menyeru "Wahai hamba Allāh, jangan engkau buka tirai tersebut karena kalau engkau membukanya akan masuk ke dalamnya."
★ Perumpamaan ★
• Shirath ini adalah Islam
• Pagar yang dikanan kiri shirath itu adalah batasan-batasan Allāh Subhānahu wa Ta'āla
• Pintu-pintu yang ditutupi dengan tirai-tirai adalah larangan-larangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla
• Da'i yang berada didepan shirath adalah Kitabullah (Alqurān).
• Yang menyeru ditengah shirath yang mengatakan "Jangan engkau buka dia, kalau engkau buka maka engkau akan memasukinya" ini adalah peringatan Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang ada pada hati setiap muslim. 
Perhatikanlah wahai orang-orang yang berjalan di atas shirath mustaqim, akan datang kepada kita dikanan dan kiri kita banyak pintu yang mana dari pintu-pintu yang akan mengeluarkan kita dari shirathal mustaqim yang mana dipintu-pintu ini hanya tertutupi oleh tirai saja. 
Ini menggambarkan kepada kita, kita akan membukanya tanpa membutuhkan susah payah dan tenaga, berbeda dengan pintu yang ada daunnya yang memiliki gembok dan kunci, maka ini membutuhkan usaha yang lebih besar untuk bisa masuk ke dalamnya. Kalau hanya tirai sangat mudah dibuka dan sangat mudah kita untuk memasukinya. Pintu-pintu ini akan membuka kepada apa-apa yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan mengeluarkan dari shirathal mustaqim (jalan Allāh yang lurus) maka kita perlu waspada dan ekstra hati-hati jangan sampai kita keluar dari jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang lurus dari sebagian atau seluruh pintu tersebut. 
★ Langkah-langkah yang akan dilakukan syaithan adalah : 
• Berangkat dari pandangan penglihatan.
• Kalau kita melihat kita akan melangkah. 
• Kalau sudah melangkah akan maju. 
• Kalau sudah maju kita akan terjerumus dan terjerembab kedalam maksiat, larangan, dosa dan apa-apa yang diharamkan Allāh Tabāraka wa Ta'āla. 
Para hadirin muslim dan muslimat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, para ulama kita rahimahumullāh Ta'āla memberikan suatu perumpamaan yang menjelaskan bahwa masihnya seseorang dalam dosa dan maksiat, akan mulai selangkah demi selangkah, sedikit demi sedikit sehingga jatuh kedalam dosa. 
Allāh Tabāraka wa Ta'āla menjelaskan dalam Alquran yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan". (Al-Baqarah 208)
Perumpamaan tersebut disebutkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya yaitu ibarat seseorang yang memiliki pakaian yang bersih, baju yang baru, lalu dia akan berjalan dijalan yang penuh dengan lumpur. Apa yang dia akan lakukan ketika berjalan dijalan seperti itu? 
  1. Pertama dia akan mencari bebatuan atau tempat-tempat yang tinggi yang tidak akan mengenai pakaiannya, tidak akan menciprati bajunya yang bagus. Dia akan berusaha jangan sampai kena sedikitpun. Sehingga kali pertama dia harus waspada, 
  2. Kedua dia harus waspada dan selamat
  3. Ketiga dia terkena sedikit
  4. Keempat terkena lebih banyak
Kali berikutnya dia sudah tidak perduli, dia akan masuk langsung kedalam lumpur tersebut. 
Maka apabila telah masuk dalam kubangan lumpur tersebut, dia tidak akan perduli kotor, sudah terlanjur kotor. Ini tepat dan sesuai dengan perumpamaan seorang yang jatuh dalam dosa. 
Pertama kali dia waspada dari dosa tersebut, dia hindari bisa selamat sehingga lama-lama jatuh dalam maksiat sehingga tidak ada perasaan bersalah sama sekali dan tidak ada pula dalam jiwanya peringatan untuk takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang telah diletakkan pada jiwa setiap muslim. 
Ketika banyak dosa dan maksiat maka akan sedikit sensitif terhadap perbuatan dosa dan maksiat, tentu hal ini mewajibkan kita untuk memberikan perhatian perkara ini dan sarana-sarana kebenaran yang akan meneguhkan kita diatas kebenaran dan sarana-sarana yang akan meneguhkan dan menegarkan kita diatas petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
Ada 1 hal yang perlu kita perhatikan di muqaddimah dan diawal kajian kita ini bahwasanya kita hidup di zaman yang fitnah sangat banyak dan bertubi-tubi dan berbagai sarana keburukan, kerusakan dan kejahatan yang terbuka lebar bagi manusia, seperti adanya sarana telekomunikasi yang begitu cantik, internet, channel-channel TV dan semisalnya yang penuh dengan kerusakan, yang membawa dan memasukkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dalam aqidah yang bathil, akhlaq yang rusak, muamalah yang buruk dll dari keburukan dan kejahatan yang telah menimpa kaum muslimin dikarenakan sarana² tsb. 
Tentu tidak diragukan, banyaknya sarana² yang membawa kepada kejahatan dan kerusakan ini mewajibkan kita untuk lebih ekstra hati² dan waspada agar kita menjaga iman kita, aqidah, akhlaq dan perangai kita. 
Syaikh menjelaskan, demikian diantara hal yang penting dan perlu kita rasakan dan hayati dalam masalah ini agar kita mengetahui bagaimana bahaya hal ini dan pentingnya. Bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah shahih dari Beliau tentang hati yang sangat cepat berbolak balik. Tidaklah hati dinamakan qalbun melainkan karena tempatnya berbolak balik. Oleh karena itu Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadits shahih: "Sesungguhnya hati lebih cepat terbolak balik dari air yang mendidih didalam panci". 
Apabila kita melihat panci dan didalamnya ada panci yang sedang mendidih, begitu cepat air itu mendidih. Ini suatu perumpamaan bagi kita bahwasanya hati kita akan lebih cepat terbolak balik daripada air yang mendidih didalam panci tersebut. 
Kemudian dalam hadits yang lain, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menjelaskan ibarat (perumpamaan) hati ini ibarat gunung yang ada di padang pasir yang sangat mudah diterbangkan oleh angin. 
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sangat sering memperbanyak doa: 
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Wahai yang Maha membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku diatas agamamu."
Ummu Salamah radhiyallāhu 'anhā (salah satu istri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan ibu kaum mu'minin) mengatakan dan bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam : "Ya Rasulullāh, apakah hati kita ini bisa berbolak balik?". Maka Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan :  "Tidak ada suatu hatipun melainkan dia berada diantara 2 jari dari jari tangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan membolak-balikkannya. Kalau Allāh menghendaki membalikkan kepada kebaikan maka akan menjadi kebaikan. Tetapi kalau Allāh Subhānahu wa Ta'āla menghendaki membalikkan kepada keburukan maka akan menyimpang dan celaka."
Demikian juga telah shahih dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda : "Fitnah ini akan diadakan dalam hati kita seperti tikar yang ditenun sedikit demi sedikit, maka hati manapun yang akan menyerap fitnah tersebut maka akan diletakkan 1 titik hitam padanya. Dan hati manapun yang mengingkarinya akan diletakkan dihatinya 1 titik putih padanya sehingga hati itu terbelah menjadi 2, ada hati yang bersih dan ada hati yang kotor. 
  1. Adapun hati yang putih (selamat), dia putih bersih tidak akan dimudharatkan selama-lamanya selama langit dan bumi masih ada. 
  2. Hati yang hitam seperti bejana/gelas yang terbalik yang mana kita tidak bisa meletakkan apa² didalamnya. Yang mana tidak akan mengetahui yang ma'ruf dan tidak akan mengingkari kemungkaran melainkan membekas apa yang dia serap dari hawa nafsu.
★ Sarana terbesar untuk tegar diatas kebenaran dan petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla ★
①• Memperbanyak do'a dan kembali kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
Karena seluruh hati kita ditangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita semua dibawah pengaturan dan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Allah beri hidayah siapa yang Dia kehendaki dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sesatkan pula siapa yang dia kehendaki. Barangsiapa yang jujur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam do'anya maka Allāh akan menegarkan dan menjaga agamanya karena Dia Allāh yang menetapkan, menegarkan dan memberi petunjuk hati seluruh hambaNya. 
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah sebutkan dalam Alqur'an yang artinya "Allāh Subhānahu wa Ta'āla tegarkan/tetapkan orang² yang beriman dengan ucapan lā ilāha illallāh, dengan ucapan yang tetap dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla tetapkan orang² yang Dia kehendaki untuk dia sesatkan. Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyesatkan orang² yang zhalim, Allah Subhānahu wa Ta'āla berbuat apa yang Dia kehendaki."
Telah datang banyak do'a² dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hal ini, diantaranya 
❶ Do'a yang paling sering dibaca oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu: 
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
❷ Hadits dari Imam Muslim dan Imam Bukhari yaitu: 
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ ، وَبِكَ آمَنْتُ ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ ، وَبِكَ خَاصَمْتُ ، أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ أَنْ أَضِلَّ أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لا يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ " .
"Ya Allāh kepadamu aku berserah dan kepadamu pula aku bertawakkal/menyerahkan diri... 
Dan diakhirnya Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berdoa "... wa bika anabtu" (kepadamu aku mengadu ya Allāh, jangan sampai Engkau menyesatkan aku) 
❸ Doa ketika seorang muslim keluar dari rumahnya yaitu
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَذِلَّ 
"Ya Allāh, aku berlindung kepadamu, jangan Engkau sesatkan aku atau aku disesatkan/digelincirkan) 
❹ Doa didalam Alquran 
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ 
Ya Allāh, ya Rabb kami, janganlah engkau sesatkan hati² kami setelah engkau memberi kami hidayah dan karuniakanlah kami kasih sayang darimu (Ali Imran 8)
②• Memberikan perhatian kepada kitabullah. 
Alquran merupakan kitab petunjuk, kitab kebaikan, kitab istiqomah, kitab kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana Allāh sebutkan dalam Alquran yang artinya "Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus dan memberikan berita gembira pada orang² yang beriman bahwasanya bagi mereka pahala yang besar". (Al-Isra 9)
Hendaklah seseorang waspada, jangan sampai keadaannya, sikapnya terhadap Alquran seperti yang diberitakan dalam Alquran yang artinya "Rasul berkata: 'Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan quran ini mahjurah (ditinggalkan)'" (Al-Furqan 30)
Memberi perhatian, merenungi, mencari hidayah dari Alquran karena memang Alquran ini diturunkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk ditadabburi (direnungkan). Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla berkata "Alquran adalah kitab yang kami turunkan dengan barakah untuk direnungkan ayat²Nya". (Al-An'am 155)
"Apakah mereka tidak merenungkan Alquran, maka mereka tidak merenungkan Alquran, kalau alquran datang bukan dari Allāh maka niscaya akan ditemukan banyak pertentangan." (An-Nisā 82)
Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberitakan tadabbur Alquran, ini merupakan sebab seseorang selamat dari kebathilan, jangan sampai kembali kepada kebathilan. Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah sebutkan dalam Alquran Surat Al÷Anfal 48 yang artinya "Sungguh ayatku telah dibacakan kepada kalian tetapi kalian setelah itu berbalik arah". Kemudian diakhir ayat dikatakan "Apakah mereka tidak merenungkan firman Allāh, maka ini menunjukkan tadabbur (merenungi) ayat2 Allāh adalah sebab selamat dari berbalik kepada kebathilan. 
Merenungi ayat Allāh merupakan asbab bertambahnya iman. Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla: "Siapa diantara kalian yang bertambah imannya? Adapun orang² yang beriman maka bertambahlah imannya dan mereka mendapat berita gembira dan mereka berbahagia dan bergembira ria. 
Dalam ayat yang lain: "Sesunguhnya orang² beriman apabila dibacakan ayat Allāh Subhānahu wa Ta'āla bagi mereka bertambahlah imannya dan mereka  berserah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka menginfakkan sebagian yang telah diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dari karuniaNya. (Al-Anfal 2-3)
Kemudian dalil yang menunjukkan alquran sebab yang terbesar yang menjadikan orang tegar diatas hidayah dan kebenaran, firman Allāh "Dan berkata orang² kafir 'Sekiranya Alquran diturunkan kepada Muhammad sekaligus, demikianlah kami menetapkan hatimu dengannya". (Al-Furqan 32)
Dimana Alquran merupakan sebab yang teragung yang akan menegarkan hati kita, tapi bagi orang² yang diberikan taufiq oleh Allāh untuk mentadabburi alquran, merenungkan dan memahaminya dengan baik, dan menjadikannya sebagai petunjuk dan hidayah. 
③• Membaca sejarahnya para Nabi dan sirahnya para Rasul. 
Allāh sebutkan dalam alquran yang artinya "Sungguh pada kisah² mereka ada pelajaran bagi orang yang berfikir. Kisah itu bukanlah cerita yang dibuat² tetapi sebagai pembenaran terhadap apa yang ada dihadapannya dan sebagai perincian, hidayah dan kasih sayang dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla." (Yusuf 111)
Sungguh kisah para Nabi merupakan suatu yang sangat menakjubkan, akan menjadikan orang teguh dan tegar diatas hidayah. Sebagaimana Allāh sebutkan dalam alquran yang artinya "Semua itu Kami ceritakan kepadamu dari berita2 para rasul untuk kami teguhkan hatimu". (Hūd 119)
Maka didalam cerita2 tersebut sebagai contoh dan obat bagi kita untuk meneguhkan jiwa kita, lebih² manusia ini sangat cepat terpengaruh dengan orang2 lain. Maka dia butuh panutan yang dia jadikan tolok ukur dan agar bisa terpengaruh dengan panutan tersebut. Seorang ketika membaca kisah para Nabi dan sejarah para Rasul maka tentu dia akan terpengaruh dengan perangai mereka. Tapi ketika dia tidak menyibukkan diri membaca sejarah para Rasul dan orang² baik, tentu dia akan terpengaruh dengan orang² rendahan. 
Oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyebutkan dalam alquran yang artinya "Merekalah para Rasul itu yang telah diberi hidayah dan petunjuk oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka ikutilah dan jadikanlah panutan petunjuk mereka." (Al-Fath 28). 
"Sungguh pada diri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam suri tauladan yang baik bagi kalian, bagi orang² yang mengharapkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan hari akhir." (Al-Ahzab 21)
Kebutuhan manusia untuk mendengar dan mengkaji berita2 para Nabi sangat dibutuhkan agar mereka dijadikan qudwah, panutan dan suri tauladan karena para Nabi dan Rasul adalah pilihan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, mereka dipiluh diatas seluruh makhluq ini. 
Sebagaiman Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan dalam alquran "Semua mereka kami lebihkan diatas seluruh alam ini", Allāh memilih dari para malaikat utusan demikian juga dari manusia juga utusan". (Al-An'am 86-87)
Maka kita perlu untuk membaca sejarah, berita, kisah² mereka agar kita bisa berada diatas jalan yang telah mereka jalani, kemudian kita mengikuti petunjuk dengan petunjuk yang mereka jalani. 
④• Introspeksi diri dan mengingat akan kebangkitan jiwa kita bahwasanya kita akan berdiri dihadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
Sebagaimana Allāh sebutkan dalam alquran "Wahai orang² yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang telah dia lakukan untuk persiapan hari besok yaitu bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla." (Al-Hasyr 18)
Merenungi hal ini merupakan sebas terbesar yang membantu kita untuk teguh dan tegar diatas kebenaran dan hidayah Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Maka apabila seorang hamba mengingat hal ini ketika beribadah dan maksiat, mengingat dirinya akan berdiri dihadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ini merupakan sebab terbesar yang akan mendorongnya selalu ta'at kepada Allāh dan mendorongnya selalu jauh dari maksiat. Bagaimana orang2 diberi catatan amalnya pada hari kiamat dari tangan kanan atau kirinya. Allāh sebutkan yang artinya "Orang² yang diberikan catatannya dari tangan kanannya, dia mengatakan ini dia catatanku, baca lah, sesungguhnya aku telah yakin bahwa aku akan menemui hisabku ini". (Al-Haqqah 3). 
Disini menjadi syahid (bukti) dalam ayat ini yaitu dulu aka didunia selalu aku kuatkan iman dan aqidahku karena aku yakin. bahwasanya aku akan bertemu Allāh Subhānahu wa Ta'āla seperti kesempatan sekarang ini. 
Juga firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla "Sesungguhnya kami dahulu bersama keluarga kami didunia, selalu khawatir dan yakin akan bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kami menjauhkan kami dari adzabNya". (Ath-Thūr 26)
⑤• Hendaknya kita menjadikan syaithan² sebagai musuh kita. 
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan dalam Alquran yang artinya "Sesungguhnya syaithan terhadap kalian itu musuh maka jadikanlah dia musuh dan syaithan akan mengajak pengikut²nya untuk menjadi penduduk neraka". (An-Nūr 6)
Bahaya syaithan sangat besar, dia adalah sebagaimana dikatakan par ulama kita yaitu musuh yang melihat kita dan kita tidak bisa melihatnya dan sangat keras permusuhanya. Dan dia mendatangi kita diseluruh arah, penjuru dan jalan. Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan "Kemudian aku akan goda mereka, aku akan datangi dari depan, belakang, kanan dan kiri mereka kemudian aku tidak akan menemukan kebanyakan mereka bersyukur kepadamu ya Allāh." (Al-A'raf 16-17)
Maka jadikanlah syaithan itu sebagai musuh kita, sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla memerintahkan kita untuk menjadikannya sebagai musuh, yang mana syaithan tidak akan mampu untuk mencelakai kita ketika kita terus berjalan diatas pentunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Tetapi sebagian manusia dia menta'ati syaithan sangat luar biasa, sampai seolah² syaithan itu telah menjadikannya seperti anak² yang memainkan bonekanya dengan remotenya. Kemana hendak sang anak memutar remote tersebut maka mainan itu kesana. Seperti sebagian orang, kemana syaithan mau memutarnya/membawanya dia akan ikut ketempat itu. 
Oleh karena itu, hendaklah kita waspada dari langkah² dan tipuan syaithan dan kita memperbanyak. isti'adzah (meminta perlindungan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla) sebagaimana disebutkan dalam Alquran "Aku berlindung kepadamu dari bisikan² syaithan dan aku berlindung kepadamu ketika syaithan itu hadir datang untuk menggangguku". 
Kemudian juga firman Allāh yang lain "Dan ketika aku diganggu oleh syaithan maka mintalah perlindungan kepada Allāh dari syaithan yang terkutuk". (Al-A'raf 200)
"Katakanlah aku berlindung dengan Tuhannya manusia, raja manusia dari gangguan kejahatan bisikan² syaithan yang mengganggu didalam hati manusia." (An-Nās 1-4)
"Barangsiapa berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka Allāh akan jauhkan dia dari syaithan". Adapun orang yang tidak berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka ini akan mudah diganggu dan ditipu oleh syaithan. 
Sebagaimana Allāh sebutkan dalam Alquran yang artinya "Barangsiapa yang jauh dari dzikir (mengingat) kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Kami akan siapkan baginya syaithan dan itu akan menjadi kawannya." (Az-Zukhruf 36)
Orang yang berdzikir sangat jauh dan terhindar dari tipuan iblis dan gangguan syaithan. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran "Dan sesatkanlah semampumu dari makhluq2 Allāh dari nerakamu", kemudian di akhir ayat disebutkan "Sesungguhnya hambaKu tidak memiliki kuasa terhadapnya". (Al-Hijr 39-42)
⑥• Memilih teman dan kawan yang baik. Karena antara teman dan kawan, sebagaimana yang disebutkan oleh orang² terdahulu bahwa kawan itu akan menarik. Dan yang lebih hebat dari itu lafazh dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam "Seorang itu beragama sesuai dengan kawannya maka hendaklah seseorang dari kalian memilih siapa yang akan menjadi kawannya."
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah memberikan perumpamaan dan permisalan tentang kawan yang baik dan kawan yang buruk dan mengingatkan kita akan bahayanya kawan yang buruk. Yaitu sabda Nabi : "Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang buruk, teman duduk yang baik seperti penjual minyak wangi."
Entah kita akan membeli darinya atau kita akan diolesin maka kita akan kecipratan wanginya. Kemudian teman duduk yang buruk seperti pandai besi, entah dia akan membakar pakaian kita atau minimal kita akan kecipratan bau busuk/buruknya. 
Oleh karena itu apabila kita diberikan taufiq oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla mendapatkan teman yang baik, semangatlah untuk berkawannya dan mengambil pelajaran baik darinya. Sebagaimana firman Allāh dalam Alquran: "Sabarkanlah dirimu bersama orang² yang menyeru Allāh Subhānahu wa Ta'āla pagi dan sore yang mengharapkan hanya wajahnya dan jangan kau palingkan kedua matamu dari mereka menghendaki perhiasan dunia." (Al-Kahfi 18)
Kemudian juga kita diingatkan akan bahayanya teman² yang buruk jikalau terus menerus berkawan dengan mereka maka diakhir zaman kita akan menuai penyesalan yang tidak ada ujungnya. Sebagaimana Allāh sebutkan dalam Alquran yang artinya "Ketika orang² zhalim hari itu menggigit jari penyesalan yang mengatakan 'Alangkah celakanya diriku, sekiranya aku tidak menjadikan fulan sebagai kawan dan temanku. Alangkah celakanya aku sekiranya aku menjadikan rasul, aku berjalan bersama para rasul'." (Al-Furqān 27-29)
⑦• Kita berusaha menundukkan diri kita untuk melaksanakan kewajiban² dalam agama ini dan melaksanakan apa² yang telah diwajibkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla didalam islam. 
Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan "Dan orang² yang berjuang dijalan kami, kami akan tunjuki jalan² kami". (Al-Ankabūt 69)
Hal yang paling besar yang akan membantu kita adalah shalat, shalat adalah ma'unah (bantuan), dia akan mengusir bantuan untuk ta'at dan mengusir segala bentuk kemaksiatan. Adapun shalat sebagai bantuan, Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan dalam alquran "Bantulah diri kalian dengan sabar dan shalat". (Al-Baqarah 45)
Adapun dia sebagai pengusir maksiat sebagaimana Allāh sebutkan "Sesungguhnya shalat itu akan mencegah perbuatan keji dan mungkar". (Al-Ankabūt 45)
Tapi ingat, tidak semua shalat akan menjadikan kita meninggalkan dan menjauhkan perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang dimaksud adalah shalat yang pelakunya menghadap Allāh dengan penuh ketundukan, penuh dengan kekhusyuan, bermunajat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dia mengingat dirinya dihadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla maka apabila shalat dilaksanakan seperti itu maka ini merupakan hal yang paling agung/besar yang akan menegarkan orang diatas agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan akan menyelamatkannya dari berbagai macam bentuk fitnah. 
⑧• Memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu syari, mendalami urusan dan ilmu agama ini. 
Telah shahih dari Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam: "Barangsiapa yang dikendaki Allāh Subhānahu wa Ta'āla kebaikan maka akan dijadikan faham dalam agama ini. 
Hadits lain yang shahih dari Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam "Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu syari maka Allāh mudahkan jalannya masuk kedalam surga. ilmu ini adalah cahaya yang akan menerangi bagi pelakunya jalan, dengan ilmu itu dia akan mampu membedakan antara hidayah dan kesesatan, antara kebenaran dengan kebathilan, antara sunnah dengan bid'ah, antara keta'atan dengan maksiat. Tidak mungkin bisa dipisahkan kecuali dengan ilmu yang bermanfaat. 
Maka barangsiapa yang tidak memiliki ilmu yang bermanfaat maka akan disambar oleh fitnah² syubuhat dan syahawat dan akan terjerembab ke dalam lembah² kesesatan. 
Seseorang sangat membutuhkan ilmu syari, setiap hari, setiap malam dan hendaklah setiap orang menjadikan waktunya, harinya untuk ilmu tersebut. Sebab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam setiap hari selesai shalat shubuh
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلا مُتَقَبَّلا 
"Ya Allah aku minta kepadamu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima."
Dzikir Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam memulai dengan permintaan ilmu yang bermanfaat maka ini isyarat dan faidah bagi kita bahwasanya hendaklah tujuan pertama setiap hari itu dan yang dikedepankan pertama adalah al-'ilmu. 
Apa yang telah lewat sudah cukup yang telah kita sampaikan. 
Yang Maha Mulia Rabb yang memiliki 'arsy yang agung, semoga Allāh memberikan manfaat terhadap ilmu yang telah diajarkan kepada kita. 
Semoga ilmu yang telah diajarkan kepada kita menjadi pembela di hari kiamat, jangan sampai menjadi musuh kita. 
Semoga Allāh menjadikan kita orang yang mendapatkan hidayah kemudian menjadi pembimbing kepada hidayah, jangan dijadikan kita orang yang sesat dan menyesatkan. 
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla jangan menjadikan hati kita menyimpang setelah Allāh Subhānahu wa Ta'āla berikan kita hidayah. 
Syaikh menutup dengan do'a kaffaratul majlis, kemudian mengucapkan salam bagi Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, kerabatnya, shahabatnya dan orang² yang mengikuti beliau sampai hari kiamat. 
Allāhu Ta'āla a'lam. Alhamdulillāhirrabbil 'ālamīn.

0 Komentar