Dalam Islam, Allah dikenali melalui sifat-sifat-Nya yang mulia dan sempurna. Para ulama merangkum sifat-sifat ini menjadi 20 sifat wajib yang dikenal luas, sebagai bagian dari akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sifat-sifat ini adalah bentuk penegasan bahwa Allah Maha Sempurna, tak ada kekurangan sedikit pun pada-Nya.
Namun, tahukah kamu bahwa dari 20 sifat Allah tersebut, ada 7 sifat yang dalam bentuk terbatas juga diberikan kepada manusia? Ini bukan berarti manusia setara dengan Tuhan — tentu tidak. Melainkan, sebagai tanda bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan, diberi keistimewaan sebagai khalifah di bumi.
Apa Saja 7 Sifat Allah yang Juga Dimiliki Manusia?
Berikut ini adalah penjelasan sederhana namun bermakna tentang 7 sifat Allah yang juga tercermin pada diri manusia:
1. Hayat (Hidup)
Allah itu hidup dan tidak akan pernah mati. Manusia pun hidup, tetapi kehidupannya terbatas oleh waktu, ruang, dan kehendak Allah. Hidup manusia adalah karunia, bukan hasil usahanya sendiri.
2. ‘Ilmu (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tanpa batas, tanpa proses belajar. Sementara manusia diberi kemampuan berpikir, belajar, dan memahami. Walau terbatas, ilmu ini menjadi pembeda antara manusia dan makhluk lain.
3. Sama’ (Mendengar)
Allah Maha Mendengar — sekecil apa pun suara, bahkan isi hati yang belum terucap. Manusia juga bisa mendengar, namun hanya dalam jangkauan tertentu. Pendengaran manusia bisa rusak, terbatas oleh jarak dan kondisi.
4. Basar (Melihat)
Allah melihat segala sesuatu, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Manusia diberi penglihatan, tetapi hanya bisa melihat yang tampak dan dalam batas tertentu — bisa terhalang, kabur, atau hilang.
5. Iradah (Berkehendak)
Allah berkehendak atas segala sesuatu. Tak satu pun terjadi tanpa izin-Nya. Manusia juga punya kehendak dan keinginan, tetapi tetap berada dalam ruang kendali kehendak Allah.
6. Qudrah (Berkuasa/Mampu)
Allah Maha Kuasa atas segalanya, sementara manusia diberi kemampuan untuk berusaha dan berbuat. Tapi jelas, kekuasaan manusia sangat terbatas — bahkan atas tubuhnya sendiri.
7. Kalam (Berbicara)
Allah berbicara sesuai kehendak-Nya, tanpa perlu alat. Al-Qur’an adalah kalam Allah. Manusia juga bisa berbicara, menyampaikan pesan dan perasaan, tetapi harus melalui proses biologis yang kompleks dan bisa terganggu.
Apa Maknanya bagi Kita?
Kesamaan sifat ini bukan berarti menyamakan manusia dengan Allah, melainkan menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan potensi istimewa — untuk berpikir, merasa, berkehendak, dan bertindak. Namun penting diingat, semua sifat manusia adalah terbatas, bergantung, dan tidak sempurna.
Kesadaran akan hal ini seharusnya menumbuhkan:
- Rasa syukur, karena manusia diberi kemampuan luar biasa.
- Rasa rendah hati, karena kemampuan itu bukan mutlak milik kita.
- Kesadaran spiritual, bahwa kita adalah bayangan dari kesempurnaan Allah, dan sudah semestinya tunduk kepada-Nya.
Tujuh sifat ini menjadi jembatan pengenal antara manusia dan Tuhannya. Dengan memahaminya, kita tidak hanya mengenal siapa Allah, tetapi juga mengenal diri sendiri. Karena sejatinya, mengenal Allah adalah bagian dari mengenal jati diri sebagai manusia.

0 Komentar