Hasil Bukan Popularitas: 4 Prinsip Kepemimpinan Peter Drucker yang Diulas Ignasius Jonan


Saat berbicara tentang kepemimpinan transformatif di Indonesia, nama Ignasius Jonan hampir selalu muncul. Suksesnya merevolusi PT. Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi studi kasus yang dipelajari banyak orang. Namun, dalam sebuah leadership forum yang diselenggarakan IDN Times, Jonan tidak hanya berbagi pengalamannya, tetapi juga merujuk pada pemikiran salah satu guru manajemen terbesar di dunia: Peter Drucker.

Menurut Jonan, banyak prinsip kepemimpinan modern sebenarnya telah dirumuskan oleh Drucker puluhan tahun lalu. Prinsip-prinsip ini bukanlah teori usang, melainkan fondasi yang terbukti relevan untuk menciptakan perubahan nyata.

Berikut adalah beberapa prinsip kepemimpinan kunci dari Peter Drucker yang ditekankan oleh Ignasius Jonan dalam paparannya.

1. Hasil Adalah Ukuran, Bukan Popularitas (Results Are, Popularity Is Not)

Ini adalah salah satu poin paling tajam yang disampaikan Jonan. Mengutip Drucker, ia menegaskan, "Popularitas bukanlah kepemimpinan, hasil-lah kepemimpinan" (Popularity is not leadership, results are).

Di era media sosial di mana popularitas sering disamakan dengan kepemimpinan, prinsip ini menjadi pengingat penting. Jonan mencontohkan, seorang pemimpin mungkin populer saat menjabat, tetapi jika tidak ada hasil nyata yang dirasakan stakeholder atau masyarakat, ia akan cepat dilupakan begitu panggungnya diisi orang lain.

Sebaliknya, seorang pemimpin yang fokus pada hasil akan meninggalkan warisan (legacy) yang bertahan lama, bahkan jauh setelah ia pergi. Fokusnya bukan pada kesan, tapi pada dampak.

2. Pemimpin Harus Terlihat dan Memberi Contoh (Leaders Are Highly Visible, They Set Examples)

Dari empat poin Drucker yang ia kutip dari buku Daily Drucker, Jonan menyebut prinsip ini sebagai yang "paling penting". Kepemimpinan modern tidak bisa lagi dijalankan hanya dari balik meja atau mengandalkan otoritas formal.

Pemimpin harus "terlihat". Ini sejalan dengan filosofi kepemimpinan Jonan sendiri yang sering "blusukan" atau turun ke lapangan. Di era sekarang, kepemimpinan lebih mengandalkan influence (pengaruh) daripada authority (kekuasaan). Dan pengaruh terbesar, menurut Jonan, datang dari pemberian contoh (by giving example).

Ketika pemimpin terlihat di lapangan, ia tidak hanya mengawasi, tetapi juga menunjukkan standar, memvalidasi proses, dan membangun kepercayaan tim.

3. "Doing the Right Things" vs "Doing Things Right"

Jonan juga mengingatkan kembali perbedaan klasik Drucker antara manajemen dan kepemimpinan.

  • Manajemen adalah doing things right (melakukan sesuatu dengan benar). Ini berbicara soal efisiensi, prosedur, dan menjalankan sistem yang ada dengan baik.
  • Kepemimpinan adalah doing the right things (melakukan hal yang benar). Ini berbicara soal efektivitas, visi, dan terkadang berani mengubah sistem untuk mencapai tujuan yang benar.

Jonan memberikan contoh ekstrem: membiarkan penumpang naik di atap KRL di masa lalu mungkin "benar" secara prosedur atau kebiasaan lama. Namun, seorang pemimpin akan melihat itu sebagai hal yang salah secara fundamental (keselamatan, peradaban) dan akan fokus melakukan "hal yang benar", yaitu menghentikannya, meskipun itu sulit.

4. Kepemimpinan adalah Tanggung Jawab (Leadership Is Responsibility)

Pada intinya, Drucker menyimpulkan kepemimpinan sebagai "tanggung jawab". Ini bukan tentang hak istimewa, jabatan, atau kekuasaan. Ini adalah tentang tanggung jawab terhadap hasil, terhadap tim, dan terhadap stakeholder.

Prinsip ini terhubung dengan poin Jonan lainnya (yang ia kutip dari pembicara lain) bahwa pemimpin yang baik mengambil porsi kesalahan yang lebih besar (share of the blame) dan porsi pujian yang lebih kecil (share of the credit).

Pemikiran Peter Drucker, yang kembali dihidupkan oleh Ignasius Jonan, mengingatkan kita bahwa kepemimpinan adalah sebuah disiplin yang serius. Ini bukan soal karisma atau popularitas semata, melainkan soal tanggung jawab untuk menetapkan visi yang benar, memberikan teladan nyata, dan yang terpenting, memberikan hasil yang berdampak bagi banyak orang.



Posting Komentar

0 Komentar