Mengapa "Kerentanan" (Vulnerability) Adalah Kekuatan Terbesar Pemimpin, Bukan Kelemahan

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata "pemimpin"?

Bagi banyak orang, gambarannya adalah sosok yang "tahan banting" (stoic), selalu punya jawaban, tidak pernah salah, dan emosinya stabil seperti baja. Kita menyebutnya "profesional".

Kita, sebagai pemimpin, menghabiskan karier kita membangun "baju zirah" (armor) yang tebal. Baju zirah itu bisa berupa:

  • Perfeksionisme: "Jika pekerjaan saya 100% sempurna, tidak ada yang bisa mengkritik saya."
  • Menjadi "Si Paling Tahu": "Saya tidak boleh pernah berkata 'Saya tidak tahu'."
  • Sinisme atau Sarkasme: "Saya menggunakan humor untuk menjaga jarak dari masalah emosional yang sulit."

Kita memakai baju zirah ini karena kita percaya bahwa kerentanan (vulnerability) adalah kelemahan.

Peneliti Brené Brown, dalam bukunya Dare to Lead, membuktikan bahwa keyakinan itu salah total. Faktanya, baju zirah itulah yang membunuh kepemimpinan kita.

Apa Sebenarnya Kerentanan (Vulnerability)?

Pertama, mari kita luruskan definisinya.

  • Kerentanan BUKAN kelemahan.
  • Kerentanan BUKAN curhat berlebihan (oversharing).

Definisi Brené Brown: Kerentanan adalah eksposur terhadap risiko, ketidakpastian, dan emosi.

Ini adalah perasaan tidak nyaman yang Anda rasakan di perut Anda saat Anda hendak:

  • Mengakui bahwa Anda membuat kesalahan.
  • Memberikan feedback yang sulit dan jujur kepada rekan kerja.
  • Berkata "Saya tidak tahu jawabannya."
  • Meminta bantuan.
  • Mencoba inovasi baru yang berisiko gagal.

Brené Brown menemukan satu fakta tak terbantahkan: Tidak ada keberanian (courage) tanpa kerentanan. Anda tidak bisa menjadi pemimpin yang berani tanpa berani "tampil" dalam situasi-situasi tidak nyaman di atas.

Biaya Mahal dari "Baju Zirah" Kepemimpinan

Saat seorang pemimpin memakai "baju zirah" (perfeksionisme, "si paling tahu", dll.) untuk menghindari kerentanan, dia memang merasa aman. Tetapi dia membayar biaya yang sangat mahal:

  1. Membunuh Inovasi: Perfeksionisme adalah musuh adaptabilitas (Team of Teams). Tim yang takut salah tidak akan pernah berinovasi.
  2. Membunuh Kepercayaan: Jika pemimpin tidak pernah mengakui kesalahan, tim tidak akan pernah percaya padanya. Mereka akan sibuk menyembunyikan kesalahan mereka sendiri.
  3. Membunuh Growth Mindset: Baju zirah "Si Paling Tahu" adalah Fixed Mindset (Carol Dweck) dalam bentuk paling murni. Itu menghentikan proses belajar.
  4. Menciptakan Budaya Gosip: Pemimpin yang menghindari obrolan sulit (karena tidak nyaman) akan menciptakan budaya di mana masalah dibicarakan di "belakang", bukan di meja rapat.

Kerentanan Adalah Jalan Menuju Kepercayaan

Inilah pergeseran paradigmanya:

Ketika seorang pemimpin berani berkata, "Saya salah," atau "Saya tidak tahu, apa pendapat Anda?"... Timnya tidak akan berpikir, "Ah, pemimpin saya lemah." Sebaliknya, tim akan berpikir, "Ah, ini adalah tempat yang aman. Di sini saya boleh jujur."

Kerentanan pemimpin adalah undangan bagi tim untuk juga melepaskan baju zirah mereka.

Saat pemimpin berani menjadi "rentan", dia memberikan keamanan psikologis (psychological safety). Dan di dalam lingkungan yang aman secara psikologis itulah:

  • Growth Mindset (Dweck) bisa tumbuh.
  • Shared Consciousness (McChrystal) bisa terjadi (karena orang berani berbagi data kegagalan).
  • Sinergi (Covey) bisa tercipta.

Kepemimpinan Adalah Keberanian untuk Tampil

Kepemimpinan modern bukanlah tentang menjadi "kebal" (invulnerable) atau memiliki semua jawaban. Itu adalah mitos lama yang berbahaya.

Kepemimpinan modern adalah tentang memiliki keberanian untuk tampil apa adanya, mengakui ketidaksempurnaan, dan menciptakan ruang di mana orang lain merasa aman untuk melakukan hal yang sama.

Berhenti memoles "baju zirah" Anda. Keberanian sejati—dan kepercayaan tim Anda—hanya akan Anda temukan saat Anda berani melepaskannya.

Pertanyaan Reflkesi untuk Anda: "Baju zirah" apa (perfeksionisme? sinisme? micromanaging?) yang paling sering Anda pakai di kantor untuk melindungi diri? Apa satu tindakan "rentan" (misalnya: mengakui kesalahan atau meminta bantuan) yang bisa Anda lakukan besok?

Posting Komentar

0 Komentar