Seberapa sering Anda melihat skenario ini di tempat kerja?
Seorang staf bernama Budi jelas-jelas tidak memenuhi ekspektasi. Kinerjanya di bawah standar. Alih-alih memanggil Budi dan menyampaikannya secara jujur, pemimpinnya (kita sebut saja Pak Anto) memilih untuk "bersikap baik".
Pak Anto tidak ingin menyakiti perasaan Budi atau menciptakan konflik. Jadi, dia diam, atau lebih buruk, dia memberikan pujian samar-samar ("Kerja bagus, Budi") sambil diam-diam mengeluh tentang Budi kepada manajer lain.
Pak Anto berpikir dia "baik". Padahal, menurut Brené Brown, dia sangat tidak baik (unkind).
Mendefinisikan Ulang "Baik" (Kind) vs. "Tidak Baik" (Unkind)
Dalam bukunya Dare to Lead, Brené Brown memperkenalkan frasa yang revolusioner: "Clear is Kind. Unclear is Unkind." (Jelas itu Baik. Tidak Jelas itu Tidak Baik).
Tidak Jelas (Unclear) = Tidak Baik: Ketika Anda tidak jujur dan tidak jelas kepada Budi tentang kinerjanya, apa yang sebenarnya Anda lakukan?
- Anda merampas kesempatan Budi untuk belajar dan berkembang.
- Anda membiarkan Budi terus gagal, yang pada akhirnya akan menghancurkan karier atau reputasinya.
- Anda membuat anggota tim lain yang berkinerja tinggi menjadi frustrasi, karena mereka melihat standar ganda.
- Anda menumpuk rasa kesal Anda sendiri, yang cepat atau lambat akan "meledak" pada Budi dengan cara yang tidak proporsional.
Menghindari obrolan 5 menit yang tidak nyaman demi "bersikap baik" adalah tindakan yang egois. Itu lebih mementingkan kenyamanan Anda sebagai pemimpin daripada pertumbuhan Budi sebagai anggota tim.
Jelas (Clear) = Baik: "Jelas" bukan berarti "kejam". "Jelas" berarti Anda peduli pada seseorang sehingga Anda bersedia melakukan hal yang sulit: yaitu duduk bersama mereka, menatap mata mereka, dan menyampaikan kebenaran, meskipun itu tidak nyaman.
Memberi tahu Budi secara spesifik, "Budi, dalam tiga rapat terakhir, laporan Anda belum siap tepat waktu. Ini berdampak pada tim X dan Y. Saya ingin bicara tentang apa yang terjadi dan bagaimana saya bisa mendukung Anda agar ini tidak terulang," adalah sebuah tindakan kebaikan (kindness) yang sejati.
Mengapa Kita Menghindari Kejelasan? (Baju Zirah Kita)
Kita tidak bersikap "tidak jelas" karena kita jahat. Kita melakukannya karena kita takut dan kita memakai "baju zirah" (armor).
Kita takut:
- Menyakiti perasaan orang lain.
- Dianggap sebagai pemimpin yang "jahat" atau "keras".
- Kita takut akan respons emosional mereka (marah, menangis).
- Kita takut akan konflik.
Kita lebih memilih "kenyamanan" jangka pendek daripada "keberanian" jangka panjang. Ironisnya, sikap "tidak jelas" ini justru menciptakan lebih banyak konflik dan rasa sakit di kemudian hari.
Cara Berlatih "Clear is Kind"
Menjadi "jelas" butuh latihan. Ini adalah "bergulat dengan kerentanan" (Rumbling with Vulnerability) dalam praktik.
1. Fokus pada Perilaku, Bukan Karakter:
- Salah (Menyerang Karakter): "Anda malas dan tidak teratur."
- Benar (Fokus Perilaku): "Laporan Anda terlambat tiga kali minggu ini."
- "Ketika laporan Anda terlambat, itu berarti Tim Keuangan tidak bisa menutup buku, dan kita semua harus lembur." Ini membantu mereka memahami "Why" (Sinek) di balik permintaan Anda.
3. Hentikan Obrolan "di Belakang":
- Jika seorang staf mengeluh kepada Anda tentang staf lain, tanyakan: "Apakah Anda sudah menyampaikan ini langsung kepada orangnya?" Jangan biarkan budaya "gosip" menggantikan budaya "umpan balik".
Penutup: Keberanian untuk Menjadi Jelas
Kepemimpinan yang berani (Dare to Lead) menuntut kita untuk berhenti mengorbankan kejelasan (clarity) demi kenyamanan (comfort) sesaat.
Menjadi pemimpin berarti Anda dibayar untuk melakukan percakapan yang sulit. Anda dibayar untuk peduli pada tim Anda—dan kepedulian yang sejati diekspresikan melalui kejelasan.
Pertanyaan Refleksi untuk Anda: Percakapan "tidak nyaman" apa yang sedang Anda hindari saat ini? Berapa harga yang Anda bayar (dalam bentuk frustrasi, kinerja buruk tim, atau hilangnya kepercayaan) karena Anda memilih untuk "tidak jelas"?
0 Komentar