Studi Kasus: Membangun "Growth Mindset" di Sarang "Fixed Mindset" (Sektor Publik & Pendidikan)

Ironi terbesar dalam kepemimpinan modern: kita menuntut inovasi, adaptabilitas, dan transformasi digital. Namun, kita sering memimpin di dalam sistem yang secara fundamental dirancang untuk menolak itu semua.

Sektor layanan publik (birokrasi) dan lembaga pendidikan adalah dua contoh "sarang" alami dari Fixed Mindset (Pola Pikir Tetap).

Mengapa? Karena selama puluhan tahun, sistem ini tidak dirancang untuk belajar, melainkan untuk memvalidasi dan mematuhi.

Mengapa Birokrasi adalah "Pabrik Fixed Mindset"

Sistem birokrasi tradisional adalah tentang kepatuhan (compliance) dan prediktabilitas.

  • Fokusnya: Menjalankan SOP dengan sempurna, "gugur kewajiban," dan menghindari kesalahan (penyimpangan).
  • Bahayanya: Dalam sistem ini, kegagalan adalah "dosa". Gagal bisa berarti temuan audit, pelanggaran prosedur, atau hukuman administratif.
  • Hasilnya: Sistem ini secara aktif menghukum pengambilan risiko. Ia menciptakan staf dengan Fixed Mindset yang misinya adalah "terlihat patuh" dan "aman" (menghindari validasi negatif). Mereka tidak akan pernah berinovasi, karena inovasi adalah risiko.

Mengapa Pendidikan Sering Menjadi "Validasi Fixed Mindset"

Sistem pendidikan formal—ironisnya—sering kali bukan tentang belajar, tapi tentang membuktikan diri.

  • Fokusnya: Mengejar validasi eksternal. "Nilai A", "IPK 4.0", "Lulus Cumlaude", "Akreditasi Unggul", "Gelar Doktor".
  • Bahayanya: Kita terobsesi dengan label (hasil akhir) sehingga kita melupakan proses (pembelajaran). Mahasiswa belajar untuk "lulus ujian" (validasi), bukan untuk "menguasai ilmu" (belajar). Dosen mengejar "target IKU", bukan "dampak".
  • Hasilnya: Sistem ini menciptakan individu dengan Fixed Mindset yang brilian dalam "membuktikan" kecerdasan mereka, tetapi rapuh saat menghadapi tantangan nyata di luar dunia yang terstruktur itu.

3 Cara Pemimpin Mulai Menanamkan "Growth Mindset"

Jadi, bagaimana seorang pemimpin bisa menanam benih Growth Mindset di "tanah" yang Fixed ini? Anda tidak bisa membongkar sistem dalam semalam, tetapi Anda bisa mengubah budaya.

1. Ubah Bahasa: Terapkan "Kekuatan BELUM" pada KPI dan Akreditasi

  • Lama (Fixed): "Target serapan anggaran kita gagal." / "Akreditasi kita C." (Ini adalah vonis).
  • Baru (Growth): "Target serapan kita belum optimal." / "Akreditasi kita belum Unggul. Mari kita bedah data kegagalan ini untuk menyusun strategi baru."
  • Mengapa ini berhasil: Ini mengubah "vonis" (yang mematikan motivasi) menjadi "diagnosa" (yang mengundang pemecahan masalah).

2. Rayakan "Kegagalan Cerdas" (Celebrate Smart Failures)

  • Ini adalah hal tersulit bagi pemimpin di sektor publik. Anda harus menemukan cara untuk memuji tim yang mencoba inovasi baru (misalnya, layanan digital baru) meskipun layanan itu gagalselama kegagalan itu menghasilkan data pembelajaran yang berharga.
  • Jika sebuah tim dihukum karena mencoba sesuatu yang baru dan gagal, Anda baru saja mengirim pesan ke seluruh organisasi: "Jangan pernah berinovasi."

3. Ganti Fokus Evaluasi: Dari "Kinerja" (Hasil) menjadi "Kemajuan" (Proses)

  • Saat mengevaluasi staf, jangan hanya bertanya: "Apakah target Anda tercapai?" (Fixed Mindset - Validasi).
  • Tambahkan pertanyaan ini: "Apa skill baru yang Anda pelajari dalam 3 bulan terakhir?" "Tantangan tersulit apa yang Anda hadapi, dan apa yang Anda pelajari darinya?" "Bagaimana Anda akan menerapkan pembelajaran itu ke depan?"
  • Ini memberi sinyal bahwa Anda, sebagai pemimpin, menghargai pertumbuhan mereka, bukan hanya hasil mereka.

Transformasi Dimulai dari Keamanan Psikologis

Transformasi di sektor publik dan pendidikan bukanlah tentang aplikasi baru atau gedung baru. Itu adalah tentang meng-upgrade "Sistem Operasi" kolektif kita dari Fixed ke Growth.

Tugas utama pemimpin di lingkungan ini adalah menciptakan keamanan psikologis (psychological safety). Anda harus membuktikan kepada tim Anda bahwa di organisasi ini, belajar lebih penting daripada terlihat pintar, dan berproses lebih dihargai daripada sekadar patuh.

Pertanyaan Refleksi untuk Anda: Apakah lingkungan yang Anda pimpin saat ini adalah tempat yang "aman untuk gagal" atau tempat yang "menuntut kepatuhan sempurna"?

Posting Komentar

0 Komentar