Mengapa Kita Semakin Sulit Fokus? Mengenal Konsep 'Kemiskinan Atensi' di Era Digital.


Pernahkah Anda duduk untuk bekerja, bertekad untuk menyelesaikan satu tugas penting, namun lima menit kemudian Anda mendapati diri Anda sedang menggulir linimasa media sosial tanpa sadar? Atau mungkin Anda sedang membaca buku, tetapi harus mengulang paragraf yang sama tiga kali karena pikiran Anda melayang ke notifikasi email yang baru saja masuk?

Jika ya, Anda tidak sendirian. Ini bukan murni kegagalan pribadi atau kurangnya kemauan keras. Kita hidup di era yang dirancang untuk menghancurkan fokus.

Fenomena ini dijelaskan dengan sempurna oleh seorang pemenang Hadiah Nobel, Herbert Simon, yang puluhan tahun lalu meramalkan masalah kita saat ini. Dia berkata, "Kekayaan informasi menciptakan kemiskinan atensi."

Inilah inti dari masalah yang kita hadapi: "Kemiskinan Atensi" di era digital.

Apa Sebenarnya 'Kemiskinan Atensi' Itu?

Konsep Herbert Simon sangat sederhana namun mendalam. Di masa lalu, sumber daya yang langka adalah informasi. Butuh usaha besar untuk menemukan data, belajar keterampilan baru, atau mencari berita.

Saat ini, situasinya telah berbalik 180 derajat.

Informasi tidak lagi langka; informasi melimpah ruah. Dalam hitungan detik, kita bisa mengakses hampir seluruh pengetahuan umat manusia. Yang menjadi langka sekarang adalah sumber daya manusia untuk memproses semua informasi itu: atensi atau fokus.

Sama seperti terlalu banyak uang beredar menyebabkan inflasi dan menurunkan nilai mata uang, terlalu banyak informasi yang beredar menurunkan nilai (atau setidaknya, ketersediaan) fokus kita. Kita menjadi "miskin" atensi, bukan karena kita tidak memilikinya, tetapi karena atensi kita terus-menerus ditarik ke seribu arah yang berbeda.

Atensi Kita Sedang "Terkepung"

Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence dan Focus, menggunakan istilah yang lebih kuat. Dia mengatakan bahwa atensi kita saat ini sedang "terkepung".

Di era digital, setiap aplikasi di ponsel Anda, setiap situs web yang Anda kunjungi, dan setiap layanan streaming yang Anda gunakan bersaing untuk satu komoditas yang paling berharga: waktu dan fokus Anda. Ekonomi digital modern berjalan di atas atensi. Semakin lama mereka bisa menahan fokus Anda, semakin banyak uang yang mereka hasilkan.

Inilah mengapa "Kemiskinan Atensi" bukanlah sebuah kebetulan. Ini adalah hasil dari sebuah desain.

Musuh Fokus: "Godaan" dan "Pembajakan"

Goleman menyebut distraksi digital ini sebagai "godaan" (seductions) atau "pembajakan" (hijacks).

Coba perhatikan desainnya:

  • Notifikasi pop-up yang muncul di layar komputer Anda dirancang untuk terlihat mendesak, membajak alur kerja Anda.
  • Suara "ding" dari pesan baru mengeksploitasi respons primitif otak kita terhadap hal baru.
  • Linimasa endless scroll (gulir tanpa akhir) di media sosial dirancang agar Anda terus mencari "satu hal menarik lagi" tanpa pernah merasa puas.

Semua ini adalah "godaan" yang secara aktif dirancang untuk menarik kita keluar dari fokus yang dalam (deep work) dan membawa kita ke fokus yang dangkal dan terfragmentasi. Setiap kali kita menyerah pada godaan ini, fokus kita "dibajak" untuk kepentingan platform tersebut, bukan untuk kepentingan kita.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Langkah pertama untuk merebut kembali fokus kita adalah dengan menyadari bahwa kita sedang berada dalam pertempuran. Kesulitan Anda untuk fokus bukanlah tanda kelemahan; itu adalah tanda bahwa Anda hidup di era yang memang dirancang untuk mengganggu.

Atensi adalah aset mental kita yang paling berharga. Tanpanya, kita tidak bisa berpikir jernih, bekerja secara mendalam, belajar hal baru, atau bahkan hadir sepenuhnya untuk orang-orang yang kita cintai.

Mulai sekarang, perlakukan atensi Anda seperti sumber daya yang terbatas dan sangat berharga—karena memang demikian adanya.

Pertanyaannya bukan lagi "Apa yang harus saya perhatikan?", tetapi "Apa yang akan saya pilih untuk abaikan hari ini demi melindungi fokus saya?"

Posting Komentar

0 Komentar