Dunia kita saat ini (VUCA—Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) menuntut para pemimpin untuk menjadi lincah, adaptif, dan inovatif.
Banyak dari kita mencoba meng-install "perangkat lunak" (software) baru: Agile, Design Thinking, Scrum, atau Team of Teams. Namun, kita heran mengapa "software" canggih itu sering crash, berjalan lambat, atau ditolak oleh sistem.
Masalahnya mungkin bukan pada software-nya. Masalahnya ada pada "Sistem Operasi" (Operating System) yang kita gunakan untuk menjalankannya.
Menurut psikolog Stanford, Carol Dweck, sistem operasi fundamental yang mengendalikan perilaku kita adalah Mindset. Dan banyak pemimpin, tanpa sadar, masih menjalankan OS yang sudah usang.
Isi Utama 1: Dua "Sistem Operasi" yang Mengendalikan Kita
Dalam bukunya Mindset, Dweck mengidentifikasi dua OS mental yang fundamental:
Fixed Mindset (Pola Pikir Tetap):
- Keyakinan: OS ini berjalan di atas keyakinan bahwa bakat, kecerdasan, dan karakter adalah statis (bawaan).
- Tujuan Utama: Membuktikan diri dan terlihat pintar.
- Reaksi terhadap Kegagalan: Bencana. Menghindarinya mati-matian, atau menyalahkan orang lain jika terjadi.
Growth Mindset (Pola Pikir Tumbuh):
- Keyakinan: OS ini berjalan di atas keyakinan bahwa kemampuan bisa dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan strategi yang tepat.
- Tujuan Utama: Mengembangkan diri dan belajar.
- Reaksi terhadap Kegagalan: Peluang. Melihatnya sebagai data berharga untuk perbaikan.
Inkompatibilitas—Mengapa OS "Fixed" Menolak Kepemimpinan Modern
Inilah letak masalahnya. Seorang pemimpin yang ingin adaptif di era VUCA (seperti dalam Team of Teams) membutuhkan transparansi, keberanian mengambil risiko, dan belajar cepat dari kesalahan.
Lihat apa yang terjadi jika Anda mencoba menjalankan "software" itu di OS yang "Fixed":
Anda Ingin Adaptif (McChrystal), TAPI...
- Fixed Mindset takut gagal. Gagal berarti "bodoh".
- Hasil: Pemimpin tidak akan pernah mengambil risiko inovatif. Tim tidak akan pernah berani mengakui kesalahan. Adaptabilitas (yang intinya adalah trial and error) akan mati seketika.
- Anda Ingin Sinergi (Covey), TAPI...
- Fixed Mindset merasa terancam oleh kesuksesan orang lain.
- Hasil: Pemimpin tidak akan membangun Shared Consciousness. Mereka cenderung menahan informasi (silo) agar tetap terlihat sebagai orang yang "paling tahu" dan paling penting.
Anda Ingin Mengasah Gergaji (Habit 7 Covey), TAPI...
- Fixed Mindset percaya bahwa usaha keras adalah tanda kelemahan. (Jika Anda berbakat, seharusnya mudah, bukan?).
- Hasil: Pemimpin berhenti belajar. Mereka menolak umpan balik (kritik) karena kritik dianggap sebagai serangan terhadap "kecerdasan bawaan" mereka.
"Software" kepemimpinan modern tidak bisa berjalan di atas "Operating System" Fixed Mindset. Titik.
Pemimpin sebagai Arsitek Mindset
Peran pemimpin bukan hanya memiliki Growth Mindset; peran mereka adalah membangun Growth Mindset di seluruh organisasi.
Pemimpin Fixed Mindset: Menciptakan "Budaya Validasi".
- Timnya sibuk saling sikut, pencitraan, dan menyembunyikan kesalahan. Fokusnya adalah "siapa yang benar" bukan "apa yang benar".
Pemimpin Growth Mindset: Menciptakan "Budaya Pembelajaran".
- Timnya sibuk bereksperimen, berbagi data kegagalan (agar tidak terulang), dan berkolaborasi. Fokusnya adalah "bagaimana kita bisa lebih baik?".
Penutup: Upgrade OS Anda Terlebih Dahulu
Di era VUCA, satu-satunya sistem operasi yang valid adalah Growth Mindset.
Sebelum Anda menyalahkan tim Anda yang "resisten terhadap perubahan", atau menyalahkan model Agile yang "tidak cocok" untuk organisasi Anda, tanyakan pada diri Anda:
Sudahkah Anda meng-upgrade "Sistem Operasi" Anda sendiri?
Transformasi organisasi—baik itu digital, layanan, atau birokrasi—harus dimulai dari transformasi mindset pemimpinnya.
Pertanyaan Refleksi untuk Anda: Apakah bahasa dan tindakan Anda hari ini lebih banyak bertujuan untuk "membuktikan diri" (Fixed) atau "mengembangkan diri" (Growth)?
0 Komentar