Bayangkan dua skenario umpan balik (feedback) untuk seorang staf yang baru saja gagal dalam sebuah presentasi:
- Pemimpin A: "Presentasi Anda gagal. Anda tidak bisa meyakinkan stakeholder. Tolong jangan diulangi lagi."
- Pemimpin B: "Presentasi Anda belum berhasil meyakinkan stakeholder. Mari kita bedah apa yang bisa kita pelajari agar presentasi berikutnya lebih kuat."
Pemimpin A menyampaikan vonis. Pemimpin B membuka proses belajar.
Pemimpin A beroperasi dalam "Tirani SEKARANG", di mana hasil saat ini adalah sebuah akhir. Pemimpin B memahami "Kekuatan BELUM"—sebuah konsep sederhana dari Carol Dweck yang memiliki dampak psikologis luar biasa.
Apa Itu "Tirani SEKARANG"?
"Tirani SEKARANG" (The Tyranny of NOW) adalah produk alami dari Fixed Mindset (Pola Pikir Tetap).
Dalam Fixed Mindset, segala sesuatu adalah ujian. Setiap tugas, setiap presentasi, setiap laporan adalah tes untuk membuktikan kecerdasan atau bakat Anda.
Ketika seorang pemimpin terjebak dalam "Tirani SEKARANG", setiap umpan balik terdengar seperti vonis akhir:
- "Laporan ini buruk." (Vonis: Anda penulis yang buruk).
- "Anda gagal mencapai target." (Vonis: Anda tidak kompeten).
- "Ide Anda ditolak." (Vonis: Anda tidak kreatif).
Hasilnya? Tim Anda akan menjadi defensif. Mereka akan menghabiskan lebih banyak energi untuk menyembunyikan kesalahan daripada belajar dari kesalahan. Inovasi akan mati.
Apa Itu "Kekuatan BELUM"?
"Kekuatan BELUM" (The Power of YET) adalah manifestasi dari Growth Mindset (Pola Pikir Tumbuh).
Growth Mindset percaya bahwa kegagalan bukanlah vonis. Kegagalan hanyalah data yang menunjukkan di mana Anda berada saat ini dalam kurva pembelajaran Anda.
Menambahkan kata "BELUM" secara ajaib mengubah sebuah vonis menjadi sebuah proses:
- "Laporan ini buruk" -> "Laporan ini belum bagus."
- "Anda tidak paham" -> "Anda belum paham."
- "Kita tidak bisa melakukan ini" -> "Kita belum bisa melakukan ini."
Lihat perbedaannya?
"BELUM" menyiratkan bahwa dengan usaha, strategi, dan pembelajaran, kesuksesan adalah hal yang mungkin diraih di masa depan. Kata ini memisahkan kinerja saat ini dari potensi di masa depan.
Menggunakan "BELUM" Sebagai Alat Kepemimpinan
Bagi seorang pemimpin, "BELUM" adalah salah satu alat coaching paling kuat.
- Saat Memberi Umpan Balik: Alih-alih berkata, "Anda tidak strategis," katakan, "Saya melihat Anda belum menghubungkan data ini dengan gambaran besarnya. Mari kita coba lagi." Ini mengubah kritik menjadi instruksi.
- Saat Menghadapi Tantangan: Alih-alih berkata, "Tim kita tidak mampu," katakan, "Sepertinya skill kita belum cukup untuk ini. Apa yang perlu kita pelajari agar kita mampu?" Ini mengubah keputusasaan menjadi rencana aksi.
- Saat Mendorong Inovasi: "BELUM" memberi izin untuk gagal. Tim yang tahu bahwa "gagal" hanya berarti "belum berhasil" adalah tim yang berani mengambil risiko cerdas.
"BELUM" Adalah Jembatan
"SEKARANG" adalah tembok yang menghentikan langkah. "BELUM" adalah jembatan yang menghubungkan kegagalan hari ini dengan kesuksesan di masa depan.
Sebagai pemimpin, bahasa yang Anda gunakan setiap hari adalah penentu budaya. Bahasa "Tirani SEKARANG" menciptakan budaya ketakutan. Bahasa "Kekuatan BELUM" menciptakan budaya pembelajaran, ketangguhan (resilience), dan pertumbuhan.
Mulailah mendengarkan bahasa Anda. Apakah Anda sedang membangun "tembok" atau "jembatan"?
Pertanyaan Refleksi untuk Anda: Ingat kembali umpan balik terakhir yang Anda berikan kepada tim Anda. Apakah Anda secara tidak sadar menggunakan bahasa "SEKARANG" padahal Anda bisa menggunakan kekuatan dari "BELUM"?
0 Komentar